Virus Corona di Sumsel
Epidemiolog Sebut Demo di Sumsel Bisa Picu Klaster Baru, Begini Penjelasannya
Pakar Epidemiologi Universitas Sriwijaya, dr. Iche Andriany Liberty, khawatir tingginya penularan Covid-19 di Sumsel.
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Yandi Triansyah
Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria
SRIPOKU COM, PALEMBANG -- Pakar Epidemiologi Universitas Sriwijaya, dr. Iche Andriany Liberty, khawatir tingginya penularan Covid-19 di Sumsel.
Hal ini kata dia, bisa disebabkan karena seiring meningkatnya aktivitas aksi demonstrasi di Sumsel beberapa hari terakhir.
Minimnya penerapan protokol kesehatan yang dilakukan para demonstran, sangat berpotensi mendongkrak angka kasus penularan dan memungkinkan terciptanya klaster baru.
"Kalau saat demo kan jaraknya berdekatan, maskernya juga banyak dipakai asal-asalan. Banyak juga yang teriak-teriak, bahaya itu droplet makin kencang terpercik ke orang lain," katanya, Minggu (11/10/2020).
Ia menjelaskan, pada umumnya peserta demo merupakan mereka yang berusia muda dan mendominasi kategori usia penularan tanpa gejala (asimptomatyc).
Menurutnya, potensi penularan akan semakin meluas bila mereka pengidap tanpa gejala kembali ke rumah dan berinteraksi dengan keluarga setelah beraktivitas di luar rumah.
"Yang bahaya itu kan mereka tidak sadar sebagai OTG. Saat pulang ke rumah membawa virus dan menularkan ke anggota keluarga lainnya," tegas Iche.
• MUSIRAWAS Dikategorikan Masuk Zona Merah Covid-19, Kasus Konfirmasi Covid-19 Terus Bertambah
Diakuinya, tren penularan Covid-19 di Bumi Sriwijaya mengalami peningkatan kasus dalam beberapa hari terakhir.
Tingkat penularan atau RT (Rate of Transmition) di Sumsel pun terbilang masih tinggi dengan berada pada angka 1,09 – 1,11.
Maka itu, ia menyarankan apabila terjadi kembali aksi demonstrasi sebaiknya para massa yang akan melakukan aksi dibatasi jumlahnya dan benar-benar menerapkan standar protokol kesehatan yang baik dan benar.
"Protokol kesehatan itulah satu-satunya cara jitu menangkal Covid-19.
Jadi kami sarankan agar
unjuk rasa massa dibatasi dan disiplin dalam protokol kesehatan," ungkap Iche