Kisah Pangdam IM Mayjen TNI Hassanudin yang Besar di Prabumulih, Sering Diejek Miskin & Anak Umang

"Selama SD, Hasan itu sering dihina dan diejek dan disuruh temannya, namanya anak umang bahasa kami atau anak yatim,"

Editor: Refly Permana
tribunsumsel.com/edison
Kholifah menggendong cucu tegak di rumah keluarga Pangdam IM Mayjen Hasanuddin di Dusun 1 Desa Karangan Kecamatan Rambang Kapak Tengah kota Prabumulih. 

SRIPOKU.COM, PRABUMULIH - Pahitnya kehidupan semasa kecil Panglima Kodam Iskandar Muda Banda Aceh, Mayjen TNI Hassanudin SIP MM, bukanlah isapan jempol belaka.

Diakui oleh keluarganya, yang tinggal di Desa Karangan, Kecamatan Rambang Kapak Tengah (RKT), Prabumulih Hassanudin menjalani masa kecil yang teramat sulit.

Kholifah, yang merupakan bibi Hassanudin, mengungkapkan jika keponakannya tersebut sejak kecil hidup susah dan sangat miskin.

Nadya Berjuang Hidup Sendiri, Rizki D Academy Enak-enakan Genggam Erat Tangan Wanita di Tepi Pantai

"Hasan itu kalau bahasa kami anak umang, dari kecil ditinggal ayah meninggal dan hidup miskin. Ibunya harus menghidupi empat anak dengan upahan merumput di ladang dan menebas," ungkap Kholifah.

Hasan bersama kakak sulungnya Mulyadi (sudah meninggal) dan dua adik perempuan terpaksa ikut banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Selama SD, Hasan itu sering dihina dan diejek dan disuruh temannya, namanya anak umang bahasa kami atau anak yatim.

Hasan itu pendiam tapi anaknya pintar dan tak banyak ulah," kenang sang bibi.

Kholifah menuturkan, ayahnya Aziz meninggal dunia ketika Hasanuddin duduk dibangku kelas 4 SD Negeri 62 Desa Karangan Kecamatan RKT Prabumulih, sementara sang ibu Siti Una meninggal pada tahun 2012.

Cerai dari Kiwil, Meggy Wulandari Blak-blakan Pamer Dapat Kasih Sayang Mertua: Sepaket Aku Dapatkan

"Hasan dan keluarga tinggal di rumah milik neneknya di sebelah rumah kami ini, dulu rumah panggung ini banyak tampalan sekarang sudah berapa kali direnovasi," tuturnya seraya menyebutkan rumah Hasan no 031 dusun 1 Desa Karangan, Kecamatan RKT Prabumulih.

Setelah tamat Sekolah Dasar, Hasan lalu dibawa pamannya yang juga tentara untuk sekolah di SMP di Palembang dan ketika itu dirinya terpaksa banting tulang jualan gorengan, keripik, empek-empek dan lainnya untuk membantu keuangan selama sekolah.

Panglima Kodam Iskandar Muda Banda Aceh, Mayjen TNI Hassanudin SIP MM
Panglima Kodam Iskandar Muda Banda Aceh, Mayjen TNI Hassanudin SIP MM (istimewa)

"Hasan tu rajin, dio rela jualan gorengan, empek-empek, keripik saat sekolah di Palembang," lanjutnya.

Lalu saat SMA, mantan Asrena Kasad Mayor Jenderal TNI Hassanudin SIP MM bersekolah di SMA Negeri 6 Palembang hingga tamat.

"Dia dilarang oleh pamannya Ganjar Iman (dulu polisi sekarang anggota DPRD Prabumulih) untuk jualan," kata Kholifah.

117 Ribu Siswa dan 6 Ribu Guru di Muaraenim Sumsel Dapat Paket Data Daring

Kholifah melanjutkan, Ganjar Iman saat itu pindah tugas menjadi anggota polisi di Bangka dan mengajak Hasanuddin.

Ketika itu Hasanuddin dikuliahkan sekolah PGSD dengan lama pendidikan satu tahun (D1) dan Hasan yang dikenal pandai dalam bergaul kembali melanjutkan pendidikan D3 Kimia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved