Di Australia 6.000 Orang Melamar Jadi Pencuci Piring Akibat Pengangguran Melonjak
Asal halal jadi tukang cuci piring pun jadilah.Itulah kira-kira ungkapan pencari kerja saat mengantarkan lamaran di tempat yang dituju.
"Daerah-daerah ini pada umumnya adalah kawasan yang cukup kuat dengan sektor pertambangan dan pertaniannya," ujar Dr Houghton.
Ricky Banks, adalah warga Australia yang lahir dan dibesarkan di kota Canberra.
Baginya pindah ke kawasan pedesaan menimbulkan pergolakan dalam dirinya.
Tetapi ketika bisnisnya di Queanbeyan, dekat Canberra runtuh, tukang listrik berusia 32 tahun ini mengatakan ia tidak punya pilihan.
"Saya memutuskan untuk meneruskan kehidupan saya dan pergi ke pedesaan dengan mencoba menggunakan keterampilan yang saya miliki," ujarnya.
Dua minggu lalu dia pindah ke Wellington, sekitar 50 km dari Dubbo, New South Walles, untuk bekerja di pembangkit tenaga surya yang sekarang sedang dibangun.
Ia bekerja 76 jam seminggu, setidaknya selama 4 bulan ke depan.
"Ya, jam kerjanya memang panjang. Tetapi apakah Anda hanya ingin duduk di rumah dalam keadaan depresi dan sengsara? Atau ingin mencari uang dengan keluar dari rumah?” ujarnya.
Baginya, bagian tersulit adalah meninggalkan putrinya yang berusia enam tahun, yang masih tinggal di Canberra bersama mantan pasangan Ricky.
Dorongan agar warga pindah ke pedalaman
Profesor Paula Brough, pakar psikologi dari Griffith University, mengatakan kebanyakan orang percaya jika kota-kota besar "lebih menawarkan banyak peluang pekerjaan".
"Segala sesuatu mulai dari pertemanan, akses ke olahraga dan budaya, hingga pendidikan, ikut menentukan keputusan apakah seseorang mau pindah atau tidak," kata Profesor Brough.
"Saya rasa orang-orang terbiasa memiliki begitu banyak pilihan di sekitar mereka, begitu banyak kesibukan, sehingga bisa menjadi pergolakan yang cukup mengkhawatirkan untuk tiba-tiba mengubah seluruh gaya hidupnya di pedalaman."
Sejumlah pertani di Australia sebelumnya sudah mengajak warga Australia untuk mau bekerja di perkebunan.
Salah satu alasannya karena tidak ada cukup banyak pekerja untuk memetik dan mengemas buah, sehingga dikhawatirkan jika tahun depan buah-buahan akan membusuk.