Tuna Rungu Andalkan Gerak Bibir untuk Komunikasi, Maka Itu Mereka Butuh Masker Transparan
Sayangnya masker yang ada saat ini umumnya masker tertutup sehingga bagi penderita tuna rungu sulit untuk berkomunikasi dengan masker tertutup.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Situasi pandemi seperti saat ini merupakan pengalaman pertama yang menerjang seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali untuk penderita tuna rungu.
Sayangnya masker yang ada saat ini umumnya masker tertutup sehingga bagi penderita tuna rungu sulit untuk berkomunikasi dengan masker tertutup.
Tuti Supitaria selaku Kepala SLB Karya Ibu mengatakan masker khusus penderita tuna rungu sangat membantu karena teman-teman mengandalkan membaca gerak bibir dan ekspresi wajah lawan bicara saat ingin berkomunikasi.
• Suporter Sriwijaya FC Mencoba Masuk Stadion Sumpah Pemuda Lampung, Ambrizal dan Fery Turun Tangan
Itulah sebabnya masker khusus tuna rungu yang transparan di bagian mulut sangat diperlukan agar mereka bisa tetap berkumunikasi dan juga tetap menjaga kesehataan dengan menggunakan masker.
"Teman-teman tuna rungu sangat terbantu dengan adanya masker transparan ini karena mereka bisa bebas berkomunikasi seperti biasa karena tidak ada kendala lagi," ujarnya, Rabu (23/9/2020).
Memperingati Hari Bahasa Isyarat Internasional, Asuransi Astra mengkampanyekan gerakan masker tuna rungu dengan mengajak warganet untuk mengunggah foto dengan pose bahasa
isyarat cinta.
• Bikin BRI Merugi 1 Miliar Lebih, 5 Warga Dituntut 1,5 Tahun & 2 Tahun, Transaksi tanpa Kurangi Saldo
Setiap satu foto yang diunggah akan dikonversikan menjadi satu masker ramah tuna rungu dan akan didonasikan ke penderita tuna rungu di berbagai kota di Indonesia, termasuk Palembang.
Kampanye gerakan masker tuna rungu ini berhasil mengumpulkan ribuan masker transparan yang diserahkan ke penderita.
"Kami ikut memutus mata rantai Covid-19 dan mempermudah teman-teman penderita tuna rungu dan berkomunikasi dengan masker transparan," ujar Kepala Cabang Asuransi Astra Palembang, Novendri Husni.