Syekh Ali Jabar Ungkap Beberapa Kejanggalan Pada Kasus Penusukannya Saat Berdakwah di Lampung

Penusuakan yang mengorbankan sosok ulama dan pendakwah Syekh Ali Jaber membuat heboh.

Editor: adi kurniawan
Kolase Sripoku.com
Syekh Ali Jaber dan pelaku penusukan Alpin Andria 

SRIPOKU.COM -- Penusuakan yang mengorbankan sosok ulama dan pendakwah Syekh Ali Jaber membuat heboh.

Ia ditusuk oleh seorang pemuda berinisial AA.

Kala itu, Ali Jaber sedang menghadiri pengajian dan wisuda Tahfidz Al Quran di Masjid Falahudin yang berada di Jalan Tamin, Kecamatan Tanjung Karang Barat.

Peristiwa tersebut terjadi pada hari Minggu, 13 September 2020 sore.

Akibat peristiwa tersebut, Ali Jaber menderita luka tusuk di bahu.

Ia harus menerima enam jahitan di bagian dalam dan empat jahitan di bagian luar.

 

 

Empat Hari Galon Tak Kunjung Diantar, Pria Ini Tikam Pengantar & Larikan Sepeda Motornya

Kelakuan Al, El, Dul Saat Ditraktir Irwan Mussry Buat Syok Maia Estianty, Total Tagihan Ratusan Juta

Ramalan Lengkap 12 Zodiak Cinta 16 September 2020: Libra Akan Mendapatkan Kejutan Istimewa

Pelaku penusukan ditangkap oleh jemaah dan telah diserahkan ke pihak berwajib.

Saat ini polisi masih menyelidiki motif penusukan.

Mengenai hal ini, Syekh Ali Jaber angkat bicara.

Ia meminta kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penusukan yang dialaminya.

Ali Jaber menduga, ada motif tertentu yang membuat dia menjadi incaran pelaku.

“Kalau urusan pribadi, saya tidak ada tuduhan, tapi secara hukum, dia (pelaku) harus diproses,” kata Ali Jaber saat ditemui seusai kejadian di Rumah Hijrah Annaba, Sukarame, Minggu (13/9/2020) malam seperti dikutip dari Kompas.com.

Ali juga mengatakan ada beberapa kejanggalan ketika melihat sosok pelaku.

“(Pelaku) bukan orang yang, maaf, gila sembarangan."

"Pertama, dari segi kekuatan, badannya kurus, kecil."

"Tidak mungkin jika melihat tubuhnya bisa ada kekuatan sampai separuh pisau menusuk,” kata Ali Jaber.

Kendati demikian, Ali Jaber bersyukur sempat menengok sekilas ke arah kanan.

Beberapa detik sebelum ditusuk, dia sedang berinteraksi dengan jemaah yang berada di sisi kiri panggung.

“Mungkin jika saya masih fokus dengan jemaah di sebelah kiri, mungkin sangat mudah dia menusuk bagian dada atau di leher."

"Karena dia tangan di atas, bukan menusuk ke perut,” kata Ali Jaber.

Polisi Bentuk Tim Khusus

Terkait kondisi kejiwaan pelaku penusukan Syekh Ali Jaber, polisi akan membentuk tim khusus psikiater untuk pendalaman.

"Semalam sudah diperiksa oleh dokter RSJ Kurungan Nyawa, tapi belum mendalam," kata Yan Budi.

Hal senada juga dijelaskan oleh Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad (Pandra).

Tersangka AA itu akan diperiksa secara khusus oleh tim psikiater Pusdokkes Polri.

"Mau diperiksa dahulu oleh Pusdokkes Polri bagian psikiatri yang dipimpin oleh dr Hening Madonna," kata Pandra saat dihubungi, Senin (14/9/2020).

Namun demikian, pelaku berinisial AA saat ini sudah berstatus sebagai tersangka.

Hal itu diungkapkan Kapolresta Bandar Lampung Kombes Yan Budi Jaya usai melakukan pemeriksaan secara intensif.

"Dari pemeriksaan semalam, sudah 24 jam. Statusnya sudah kita tetapkan jadi tersangka," kata Yan Budi di Mapolresta Bandar Lampung.

Seperti diberitakan sebelumnya, AA dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan korban mengalami luka serius.

"Kami kenakan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan berat," kata Yan Budi.

Tanggapan Mahfud MD

tribunnews
Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamaman Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam Jakarta Pusat pada Jumat (3/1/2020). (Tribunnews.com/Gita Irawan)

Kasus tersebut mendapat sorotan dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD yang mengecam keras.

Dirinya meminta polisi mengusut tuntas kasus tersebut, termasuk jaringan yang ada.

Mahfud juga menegaskan, pemerintah tetap berkomitmen menjamin tokoh agama, termasuk ulama untuk melakukan dakwah.

"Saya menginstruksikan agar semua aparat menjamin keamanan kepada para ulama yang berdakwah dengan tetap mengikuti protokol kesehatan di era Covid-19," ungkap Mahfud. 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved