6 Fakta Pembacokan Imam Masjid di OKI Kayuagung, Dibacok Marbot, Pelaku Tak Ada Gangguan Jiwa

Mahmudin pelaku pembacokan terhadap Imam Masjid di OKI Kayuagung M. Arif ternyata diketahui masih merupakan sopir pribadi korban.

TribunSumsel.com/Nando
Pelaku Mahmudin (50 tahun) digiring petugas kepolisian, akibat aksinya melakukan pembacokan di masjid Nurul Iman, Kelurahan Tanjung Rancing, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Jum'at (11/9/2020) malam. 

SRIPOKU.COM - Imam Masjid Nurul Iman, M. Arif (59) meninggal dunia pasca dibacok marbot saat memimpin salat Magrib.

Peristiwa itu terjadi di Kelurahaan Tanjung Rancing, Kecamatan Kayuagung Kabupaten OKI, Sumatera Selatan, Jumat (11/9/2020).

Sempat dirawat di RSMH Palembang, M. Arif dinyatakan meninggal dunia pada Senin (14/9/2020) pagi. 

Sementara itu, Mahmudin pelaku pembacokan terhadap M. Arif ternyata diketahui masih merupakan sopir pribadi korban.

Bahkan diakui adik ipar korban, Ahmad Kurni, baik M. Arif dan Mahmudin memiliki kedekatan selama empat tahun.

"Sebenarnya mereka berdua sangat akrab bisa dikatakan sudah semakan seminum, dimana pelaku juga selama empat tahun belakangan menjadi sopir pribadi korban,"

"Bahkan setelah korban terpilih menjadi ketua masjid, pelaku juga diajak untuk bekerja sebagai marbot sebagai pengurus kotak amal masjid," jelasnya.

Imam Masjid Nurul Iman Tanjung Rancing dibacok marbot masjid meninggal dunia, Senin (14/9/2020)
Imam Masjid Nurul Iman Tanjung Rancing dibacok marbot masjid meninggal dunia, Senin (14/9/2020) (SRIPOKU.COM / Nando)

Video Fakta Baru Pembacokan Imam Masjid di OKI, Sebelum Kejadian Pelaku Sempat Mengasah Parang

Imam Masjid Nurul Iman Kayuagung OKI Meninggal Dunia Pasca Dibacok Marbot, Dipicu Soal Kotak Amal

 

Berikut fakta-fakta meninggalnya M. Arif, Imam Masjid Nurul Iman Kayuagung OKI yang dibacok oleh marbot, Mahmudin :

1. Pelaku pernah 4 tahun jadi sopir korban, diduga tersinggung lantaran kotak amal

Selama ini tidak terdengar perselisihan antara M Arif dan Mahmudin, namun yang menjadi masalah hanya persoalan jumlah isi kotak amal yang sering berkurang.

Sebelumnya, Mahmudin diketahui merupakan sopir korban, namun saat M. Arif menjadi ketua Masjid, pelaku lantas turut dijadikan pengurus masjid.

Sayangnya, belum lama menjadi marbot, isi kotak amal disebut-sebut selalu berkurang.

Hal itulah yang memicu kecurigaan korban hingga membuat pelaku tersinggung.

"Setau saya ada beberapa pengurus masjid lainnya, menjelaskan bahwa pendapatan kotak amal masjid selalu berkurang,"

"Setelah itu korban menyampaikan keluhan itu dan mengambil kesimpulan untuk menyerahkan kunci kotak amal ke bendahara. Namun kemungkinan korban tersinggung atas hal tersebut," ungkap Ahmad Kurni.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved