Bukan Preman, Siapa Sangka Pria Bertato Ini Ternyata Kepala Desa, Dulu Hobi Mabuk, Ini Kisahnya!
Hoho Alkaf merupakan sosok dari pria bertato yang ternyata seorang pejabat desa.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Nama Hoho Alkaf tengah menjadi perbincangan publik saat ini.
Sosok Hoho Alkaf dikenal lantaran menjabat sebagai seorang kepala desa yang berasal dari Banjarnegara.
Ternyata namanya viral di jagat media sosial tak terlepas dari sosoknya yang merupakan seorang abdi negara.
Di balik baju dinasnya, siapa sangka terdapat tato di bagian lengannya.
Hal inilah yang mengegerkan publik akhir-akhir ini.
Hoho Alkaf merupakan kepala desa Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Namun, menjadi orang terpandang di desanya tak lantas membuat Hoho Alkaf berpenampilan layaknya kades pada umumnya.
Tak semata-mata tato biasa, ternyata terdapat kisah masa lalu kelam yang menjadi saksi bisu perjalanan hidup seorang Hoho Alkaf.
Siapakah sosok sebenarnya dari pria bertato yang ternyata seorang pejabat desa ini? Berikut ulasan selengkapnya yang dilansir melalui laman Tribun Jateng.
• Cara Isi Saldo OVO Melalui Bank BNI, Bisa Lewat Transfer, Debit hingga Mobile Banking, Mudah & Aman

• Puisi Peristiwa Pagi Tadi Buah Karya Penyair Favorit dan Kenamaan Indonesia Sapardi Djoko Damono
Hoho Alkaf merupakan putra dari pasangan suami istri dari almarhum Siswoyo Siswoharsono dan almarhumah Sri Hartati.
Pria yang baru berusia 36 tahun ini sudah dipercaya menjadi seorang pemimpin di desanya.
Berbeda dari penampilan kades pada umumnya, Hoho Alkaf dengan percaya diri memamerkan tato pada lengannya.
Namun, tak hanya di lengan yang terlihat oleh mata, ternyata kulit putih Hoho Alkaf dipenuhi dengan tato.
Tak terkecuali anggota badannya yang lain, baik badan, punggung hingga kaki yang penuh gambar.
Hal ini tentu saja bukan sekadar hiasan semata bagi seorang Hoho Alkaf.
Nyatanya tato tersebut menyimpan cerita kelam pada masa lalu Kades asal Banjarnegara tersebut.
Diakuinya ketika sekolah, tubuhnya sudah bertato, meski tak sepenuh seperti saat ini.
Tak hanya memiliki tato, Hoho Alkaf juga memakai anting di telinga hingga terlibat tawuran, bahkan tak main-main dirinya hampir setiap hari mengonsumsi minuman keras (miras).
"Kalau ingat masa lalu, menyesalnya seumur hidup.
Andai waktu bisa diputar, jangan lah berperilaku seperti itu," katanya dikutip dai Tribun Jateng, Kamis (10/9).

• Viral Video Wanita Tengah Nyabu Beredar di Prabumulih, Penyebar Ngaku Kesal Pernah Dicekoki Narkoba
Diceritakan jika Hoho terlahir dari keluarga terpandang.
Ayahnya, Siswoyo Siswo Harsono pernah menjabat sebagai Kepala Desa dan anggota DPRD Banjarnegara.
Ia yang merupakan anak bungsu mengaku biasa hidup dimanja.
Meski ia mengakui orang tuanya cukup disiplin mendidik anaknya, namun pergaulannya tetap diawasi.
Bahkan, saat ketahuan ada tato di tubuhnya, Hoho dimarahi habis-habisan dan ditentang oleh seluruh keluarganya.
Saat kuliah di Jurusan Hukum Universitas Sultan Agung Semarang, ia mengaku masih nakal.
Bahkan kuliah yang dijalani masih amburadul.
Namun, saat memutuskan berkeluarga Hoho pun berangsur-angsur mulai menata hidupnya.
Hoho sadar dan mulai kembali merubah hidupnya apalagi setelah orang tuanya meninggal.
Pria yang saat ini memegang amanah sebagai kepala desa merasa tanggung jawab besar ada di pundaknya.
Hoho meneruskan usaha orang tuanya di bidang jasa konstruksi.
"Ayah saya minta dimakamkan di Mekkah, saya ziarah ke sana saat umrah,"katanya
Hoho menyadari, sebagian masyarakat masih memandang miring terhadap orang bertato seperti dirinya.
Tetapi baginya, suka atau tidak suka itu sifat manusia.
Karena itu, ia tidak ambil pusing terhadap orang yang membencinya.
Ia menilai masyarakat sekarang sudah cerdas.
Mereka tidak menghakimi seseorang dari penampilannya.
• Viral Pesta Seks dengan Bule Demi Punya Anak Blasteran,Salmafina Singgung Donor Sperma: Lebih Safety
Nyatanya, ia berhasil mengambil hati masyarakat untuk memilihnya sebagai pemimpin.
Di luar penampilannya yang garang, Hoho ternyata punya sisi lain yang mengagumkan.
Sebelum menjabat kepala desa, ia mengaku telah mengaspal jalan desa dengan dana pribadi.
Jalan aspal sepanjang sekitar 800 an meter yang menghubungkan warga antar dusun itu mulanya masih tanah.
Padahal akses itu penting untuk menunjang mobilitas warga.
Setelah dilantik jadi Kades, ia pun mengaku menghibahkan mobilnya untuk operasional desa.
Mobil itu digunakan untuk membantu pelayanan terhadap masyarakat, utamanya bagi mereka yang sakit dan butuh moda trasnportasi ke rumah sakit.
"Kalau desa beli ambulance, anggarannya gak cukup karena sudah dipakai untuk pembangunan.
Saya hibahkan mobil saya," katanya.
• Air Tajin, Lama Tak Terdengar dan Digunakan, Ternyata Bermanfaat untuk Tubuh, Patut Disimak
Yuk follow Instagram Sriwijaya Post
• Metode Unik Danlanal Palembang Ajarkan Anak-anak Bahasa Inggris, Nginap di Camp hingga Baca Al Quran
Serta sukai fanspage Sriwijaya Post
• TIPS dan Cara Usir Kutu Beras yang Menjengkelkan, Cukup dengan 10 Bahan Dapur Ini, Dijamin Ampuh!
Jangan lupa juga subscribe YouTube Channel SripokuTV