Alat Kecapi dari Tiongkok

Buah Perjuangan Ngartini Huang Lestarikan Gu Zheng, Kebanjiran Order Saat Imlek Hingga Dikenal Luas

Saat Imlek, Ngartini Malah kebanjiran order. Jauh-jauh hari para penggemar sudah menjadwal dirinya. Setiap tampil, dia selalu mengenakan busana khas

Editor: aminuddin
internet
Ngartini Huang Pelestari Gu Zheng 

"Semuanya diajari teknik dasar sampai mahir. 

Mulai genre klasik sampai modern, sesuai selera pasar tapi tidak menghilangkan unsur budaya. 

Kalau yang klasik, permainannya lebih sulit. Musik populer lebih gampang,” sambungnya.

Bermain Kecapi itu Harus Pakai Alat Bantu Kuku Khusus Agar Suara Kecapi yang Didengar Lebih Nyaring

Kalau di Kota Medan hanya dirinya saja yang piawai memainkan dawai ini, di Jakarta sedikit lebih banyak. 

Namun untuk ukuran Indonesia, bisa dikatakan sudah langka pemainnya.

Inilah yang memanggilnya untuk berjuang mempertahankan peninggalan seni bernilai tinggi yang tak semua bangsa memilikinya.

"Harapannya, meski tak banyak, tapi generasi penerusnya tetap ada. 

Sekarang, orang Medan sudah biasa mendengar dan melihat kami, sudah bisa menerima Gu Zheng," kata perempuan berambut panjang itu.

Ngartini lalu menunjukkan kepiawaiannya dengan memetik melodi Gong Xi-Gong Xi. 

Lagu ini biasa dipakai mengiringi acara-acara perayaan, salah satunya saat Imlek.

Petikan demi petikan nada pentatonis khas Tiongkok membawa kita menikmati kedamaian yang syahdu. 

Naik turun irama menarikan emosi jiwa, sesekali terdengar seperti sendu dan menghanyutkan.

Usai satu lagu, diiringi murid-muridnya, perempuan cantik itu memainkan lagu kedua, Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki. 

Lentik jemarinya menari-nari diatas senar menghasilkan harmonisasi suara yang indah.

KBRI Beijing Pecahkan Rekor Dunia Konser Angklung

 
Tak sia-sia belajar dari sang guru yang juga maestro Gu Zheng, Sun Wen Yan. 

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved