Alat Kecapi dari Tiongkok

Buah Perjuangan Ngartini Huang Lestarikan Gu Zheng, Kebanjiran Order Saat Imlek Hingga Dikenal Luas

Saat Imlek, Ngartini Malah kebanjiran order. Jauh-jauh hari para penggemar sudah menjadwal dirinya. Setiap tampil, dia selalu mengenakan busana khas

Editor: aminuddin
internet
Ngartini Huang Pelestari Gu Zheng 

SRIPOKU.COM, MEDAN - Bagi Anda yang hobi menonton film-film kolosal dan dunia persilatan dari Negeri Tirai Bambu China pasti akan sering mendengar musik pengiring berupa instrumental kecapi.

Biasanya adegan itu dimulai di satu tempat tertentu seorang putri bangsawan berpakaian khas khusyuk memainkan kecapi. 

Satu alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik. 

Itulah Gu Zheng, atau alat musik kecapi khas Tiongkok. 

Sejarah mencatat, alat ini pertama kali ditemukan masa Dinasti Qin sekitar 221-206 sebelum masehi (SM). 

Inilah mengapa alat musik senar ini punya nama lain yaitu Qin Zheng.

Komunitas Aquascape Palembang Wadah Tempat Berkumpul dan Bertukar Pikiran Bagi Penghobi Aquascape

Awalnya hanya lima senar, masa Dinasti Qin dan Han jumlah senarnya bertambah menjadi 12. 

Berubah lagi di saat Dinasti Ming dan Qing menjadi 14 sampai 16.

Sejak 1970, seperti terjadi kesepakatan bersama, jumlah senar standar Gu Zheng adalah 21.

Di Kota Medan, hanya ada seorang pemain alat petik ini.

Dia bernama Ngartini Huang. 

Perempuan 49 tahun ini merasa terpanggil untuk menjaga dan melestarikan warisan sejarah leluhurnya.

Sejak sebelas tahun lalu, dia menjadi seniman dan guru yang menghasilkan banyak murid lewat Jade Music School. 

Letaknya di Jalan Singosari Kelurahan Seirengas Permata, Kecamatan Medan Area, Kota Medan.

"Ada seratusan murid saat ini, mulai dari umur tiga tahun sampai 80 tahun. Selain Gu Zheng, kami juga mengajarkan Pipa, alat musik petik seperti gitar modern," kata Ngartini.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved