Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama Tutup Usia, Jusuf Kalla: Semua Tahu, Beliau Hebat

Pendiri Kompas Gramedia sekaligus Pemimpin Umum Harian Kompas itu tutup usia pada Rabu, 9 September 2020.

Editor: Soegeng Haryadi
TRIBUNNEWS
Jakob Oetama 

JAKARTA, SRIPO -- Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata nampak hening. Prosesi pemakaman teramat memperhatikan Protokol Kesehatan Virus Corona atau Covid-19. Para pelayat mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan menggunakan hand sanitizer sebelum dan sesudah pemakaman berlangsung.

Jenazah Jakob Oetama diantar sejumlah personel TNI Angkatan Darat Satuan Garnisun Regu Salvo ke liang lahat sekira pukul 11.30 WIB, Kamis (10/9). Jakob Oetama di TMP Kalibata karena menerima Bintang Mahaputra Kelas III (Bintang Utama) dari Pemerintah Republik Indonesia pada 21 Mei 1973.

Jenazah Jakob Oetama tiba di TMP Kalibata sekira pukul 11.11 WIB didampingi keluarga utama. Diiringi marching band, kedatangan jenazah Jakob Oetama disambut Wakil Presiden RI periode 2014-2019 Jusuf Kalla (JK) bersama istri, Mufidah Jusuf Kalla. JK sendiri bertindak sebagai inspektur upacara pemakaman Jakob Oetama.

Jakob Oetama Menurut Herman Darmo, Mantan Direktur Tribun: Sederhana, Jujur dan Pembela Orang Kecil

Pendiri Kompas Gramedia sekaligus Pemimpin Umum Harian Kompas itu tutup usia pada Rabu, 9 September 2020. Almarhum meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Rabu (9/9) pukul 13.05 WIB dalam usia 88 tahun.

Jusuf Kalla memberikan penghormatan terakhir untuk kawan baiknya itu. Ia lalu menguruk tanah secara simbolis ke peti mati Jakob, kemudian disusul pihak keluarga. Selesai pemakaman, JK menabur bunga di atas tanah tempat Jakob beristirahat untuk selamanya.

”Semua tahu bahwa beliau ini adalah tokoh media yang hebat, yang menjadikan media ini pemersatu dan juga meluruskan sesuatu dengan sopan, dan juga seorang yang entrepreuner, budayawan, entrepreneur, berhasil mempekerjakan puluhan ribu orang,” kata JK seusai acara.

JK memahami bahwa semua pihak merasa kehilangan akan tokoh bangsa yang mempunyai modal yang besar untuk persatuan bangsa. ”Sikapnya kepada bangsa ini walaupun mengoreksi, tapi dengan sopan dengan cara yang mencari solusi tidak hantam, melainkan mencari solusi,” katanya.

Ultah Google Bertepatan dengan Hari Kelahiran Jakob Oetama

JK menceritakan bagaimana kedekatan antara dirinya dan Jakob. Ketika diundang diskusi, Jakob selalu mengajak dirinya. ”Seperti diskusi ekonomi kewilayahan pasti saya diundangnya langsung dan kita selalu teratur berdiskusi, sampai terakhir di rumah atau di tempat lain,” ujarnya.

Dirinya berpesan agar insan pers yang lebih muda mempelajari dan mengikuti jejak beliau, walaupun mengoreksi ataupun meluruskan, tetap dengan cara yang sopan.

”Dia tidak melihatnya dari sisi yang negatif, tapi lihat bagaimana hal-hal yang sulit tetap kita mengarah pada kemajuan,” ujarnya.

Lilik Oetama, Chief Executive Officer (CEO) Grup Kompas Gramedia (KG) mengenang saat kecil, Jakob Oetama telah menanamkan nilai-nilai kejujuran dalam diri anak-anaknya. ”Yang pertama soal kejujuran. Dia selalu bilang, ‘pokoknya kamu jangan pernah “mencuri,” berbohong. Jadi kalau kamu butuh apa-apa, ya kamu bilang. Kalau Bapak bisa berikan, Bapak akan bantu,” kenang Lilik.

Selamat Jalan Terima Kasih, Sriwijaya Post (SRIPO) Proyek Pertama Jacob Oetama di Luar Pulau Jawa

Jakob Oetama, lanjut Lilik, juga mendidik anak-anaknya secara demokratis, tanpa memaksakan kehendaknya.Hal itu Lilik kenang, saat Jakob Oetama memberikan kebebasan pilihan kepada anak-anaknya untuk memilih sekolah atau jenjang pendidikan dan pasangan hidupnya masing-masing.

”Kedua demokrasi. Kayak sekolah, terserah mau sekolah di mana, mau ambil jurusan apa. Bapak memberikan ini dan bilang yang akan menjalankan itu kan kamu sendiri. Juga soal jodoh. Jodoh juga sama, terserah,” tambah Lilik.

Mengenai kesederhaan ini Lilik mengingat pengalaman kala menuntut ilmu di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jakarta.Saat itu tengah tren gesper bermerek mahal. Lilik pun ingin memiliki gesper itu yang juga sudah dipakai sejumlah temannya di sekolah.Namun permintaan Lilik, tak diluluskan Jakob Oetama.

”Saya pengen mas, tapi ngak kesampaian. Dulu itu toplah. Bapak bilang ‘kenapa beli yang semahal itu? Apa tidak ada yang lain. Kami itu masih sekolah, masih belum bisa cari uang untuk itu,” kenang Lilik.

Berikut Deretan Karya Tulis dan Penghargaan Pendiri Kompas Gramedia Jacob Oetama

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved