Pelestarian Lingkungan Hidup  Dan Pemberdayaan Masyarakat  Adat

Memasuki musim kemarau yang setiap tahun akan kita dialami oleh adalah peristiwa kebakaran hutan termasuk di Sumatera Selatan (Sumsel).

Penulis: Salman Rasyidin | Editor: Salman Rasyidin
ist
Albar Sentosa Subari SH, MH 

SRIPOKU.COM --Memasuki musim kemarau yang setiap tahun akan kita dialami oleh adalah peristiwa kebakaran hutan termasuk di Sumatera Selatan (Sumsel).

Kebakaran tersebut bisa terjadi karena alam sendiri dan bisa akibat perbuatan manusia baik yang disengaja ataupun kelalaian.

Di samping adanya peristiwa seperti di atas juga bagaimana mengatasi dampak dari pemanasan global.

Perubahan cuaca sebagai salah satu dampak dari perubahan iklim global yang  tidak hanya terjadi di negara kita, namun di hampir semua belahan bumi.

Sebagaimana sudah kita alami dengan pemanasan global adalah kejadian meningkat nya temperatur rata rata atmosfer, laut dan daratan.

 Penyebabnya kata Albar Sentosa Subari SH, MH, Ketua Pembina Adat Sumatera Selatan Kepada  SRIPOKU.COM --pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, minyak  bumi dan gas alam.

Untuk Indonesia sumbangsih emisi gas rumah kaca dalam negeri semakin besar terutama emisi dari sektor deforestasi termasuk konvesi lahan gambut dan hutan serta kebakaran hutan.

Oleh karena itu beberapa organisasi di Indonesia meyakini bahwa kita adalah penyumbang emisi has rumah kaca ketiga terbesar di dunia (lihat Ruyanti Hutasoit, h. 45).

Dampak lebih jauh dari pemanasan global bagi Indonesia adalah pulau pulau kecil akan dikhawatirkan akan tenggelam dalam 50 tahun ke depan.

Sebagai anak bangsa tentu kita tidak akan membiarkan pemerintah bekerja sendirian untuk mengatasi persoalan di atas.

Hal ini bisa dilakukan dengan  bertahap mulai dari meninjau ulang kontrak karyanya terlebih dahulu.

Penawaran seperti ini seharusnya dipertimbangkan dan diimplementasikan dengan mempraktekkan secara nyata jeda tebang dan kedaulatan energi juga merupakan langkah tepat jika Indonesia tidak ingin dianggap menjadi kontributor utama pemanasan global.

Memang masyarakat adat dengan kearifan lokalnya yaitu nilai nilai yang dianut turun menurun.

Yang memahami kearifan lokal ini adalah pemangku adat juga masyarakat setempat.

Mereka atau lembaga yang dibentuk mereka lah yang dapat menjadi jembatan untuk mentranformasi perubahan gaya hidup, bahkan lebih jauh mempertahankan gaya hidup yang melestarikan lingkungan hidup.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved