Inilah 5 Kiat Sukses Bikin Brand Sendiri: Orisinalitas, Profit, Butuh Waktu hingga Kembangkan Ilmu

Banyak orang bahkan mencoba hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah dilakukan, termasuk membangun brand sendiri.

Editor: Bejoroy
Instagram @sage_footwear
Sepatu kolaborasi Tehbotol Sosro x Sage. 

SRIPOKU.COM - Berbagai bentuk kreativitas semakin bermunculan di masa pandemi Covid-19.

Banyak orang bahkan mencoba hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah dilakukan, termasuk membangun brand sendiri.

Namun, membangun sebuah merek bukanlah hal yang mudah, apalagi jika ingin brand kita kelak menjadi ikonik atau bisa bertahan dalam waktu lama.

Tes Kepribadian: Bagaimana Urutan Kelahiran Mempengaruhi IQ dan Kepribadian Seseorang?

Inilah 5 Kiat Sukses Jadi Karyawan Baru di Masa Pandemi Covid-19: Mulai Pekerjaan Jangka Pendek

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Penggiat brand lokal, Arto Biantoro berbagi lima tips sukses membangun label yang ikonik. Apa saja?

1. Orisinalitas

Menurut Arto, banyak orang yang membangun brand karena meniru merek lain.

Brand yang menjadi inspirasi tersebut kemudian masuk ke pikiran mereka, sehingga mereka membentuk brand-nya seperti brand panutan tersebut.

Padahal, Indonesia mempunyai banyak sekali ide untuk digali. Ide orisinal yang dibangun secara konsisten, menurut dia bisa menjadi sebuah ide yang sangat bagus.

"Inspirasi boleh saja, tapi selalu cari dan temukan orisinalitas itu," katanya dalam Locals Unite Forum, Rabu (12/8/2020).

Langkah ini, menurut Arto adalah kunci. Sebab, jika sebuah brand gagal di langkah ini atau tidak menemukan orisinalitas mereka, maka proses-proses selanjutnya akan lebih sulit.

Jenis Pelat Nomor Kendaraan yang Jadi Incaran Polisi. (Istimewa)

Bagaimana menemukan kreativitas dengan cara yang sederhana? Arto membagikan tiga triknya, yakni:

- Menjual barang yang sama (dengan orang), namun dengan cara yang berbeda.

- Menjual barang yang beda, namun dengan cara yang sama, atau

- Menjual barang yang beda dengan cara yang beda pula.

Sepatu kolaborasi Tehbotol Sosro x Sage. (Instagram @sage_footwear)

2. Profit

Semua perusahaan mengejar profit. Namun, jika ingin memiliki label yang bisa bertahan dalam jangka panjang, cobalah melihat faktor-faktor lainnya.

Arto menyebut faktor tersebut adalah "people (manusia)", "planet" dan "purpose (tujuan)".

"Caranya, temukan masalah yang ada di sekitar kita dan jalankan bisnis berlandaskan 3P tadi. Bisa punya potensi menjadi brand yang ikonik," ungkap dia.

3. Butuh waktu

Label yang bagus dibangun melalui sebuah proses panjang. Sayangnya, banyak orang tidak sabar dan menginginkan hasil instan.

Arto menambahkan, dibutuhkan sebuah konsistensi untuk menjalankan brand selama bertahun-tahun.

Konsistensi bukan hanya ide yang bagus, tetapi juga menemukan ide baru dalam setiap tahap perjalanan merek.

Dan jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Jika hal itu tidak bisa dicapai, maka sebuah brand akan sulit menjadi ikonik atau berjalan dalam jangka waktu panjang.

"Banyak brand hebat di lima tahun pertama, tapi lima tahun berikutnya turun," ucapnya.

4. Fokus membangun relasi

Jangan hanya fokus membeli peralatan untuk menunjang bisnis, hanya karena tidak mau berbagi profit dengan orang atau industri lain.

Membangun relasi adalah hal yang penting untuk membuat sebuah brand yang ikonik. Cobalah ambil jika kesempatan untuk berkolaborasi dengan pihak lain.

"Jadi enggak bicara lagi bagaimana soal berkompetisi, tapi sharing ekonomi, kolaborasi."

"Kalau punya pasar yang besar sebaiknya sharing untuk membangun pasar bersama," tutur dia.

Gagal Ginjal: Penyebab, Gejala, Jenis hingga Cara Mengatasinya. (science alert)

5. Mengembangkan ilmu

Cobalah mengembangkan ilmu tidak hanya berkaitan dengan ranah teknis yang berhubungan dengan produksi atau pengembangan pasar.

Kembangkanlah kemampuan di ranah lain yang masih berhubungan dengan target pasar.

Misalnya, mempelajari perilaku orang-orang di berbagai daerah untuk mengembangkan bisnis di daerah-daerah tersebut.

Cobalah memecahkan masalah yang dibutuhkan pasar.

"Kalau bicara brand bukan hanya bisnisnya, rapi semua visi yang ada dalam proses dan itu adalah investasi," kata Arto.

Dukungan untuk brand lokal
Dukungan dari luar juga diperlukan oleh para pemilik brand lokal agar bisnisnya semakin berkembang.

Menjelang 75 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, Tehbotol Sosro menggandeng lima kolaborator di Locals Unite untuk menciptakan brand yang ikonik.

Update Sumsel Covid-19 Tgl 12 Agustus 2020.
Update Sumsel Covid-19 Tgl 12 Agustus 2020. (http://corona.sumselprov.go.id/)

Brand tersebut adalah Sage Footwear, Kokumi, Brodo, dan Mr. S Custom, serta Bake Ground.

Namun, ke depannya brand lain juga memiliki potensi untuk berkolaborasi bersama dengan Tehbotol Sosro.

Ide kolaborasi dapat didaftarkan melalui microsite #LocalsUnite, www.localsunite.co.id.

Microsite tersebut diharapkan dapat menjadi wadah berkumpul brand lokal untuk bertukar pikiran dan saling membantu.

Kriterianya antara lain brand tersebut merupakan produk asli Indonesia dan mempunyai target pasar anak muda, memiliki ide orisinil dan kreatif, mau berkolaborasi bersama.

Lalu, untuk usaha kecil dan menengah (UKM) sudah berjalan minimal satu tahun.

Meski begitu, kamu yang memiliki ide namun belum punya bisnis juga bisa mencoha mendaftar, loh.

Penulis :Nabilla Tashandra

Berita Ini Sudah Diterbitkan di Situs https://lifestyle.kompas.com/ dengan Judul:
5 Kiat Sukses Bikin Brand Sendiri, Yuk Disimak...

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved