Dibayar Rp 2,7 M, Pemilik Gubuk Reok Ogah Diganti Rugi Meski Sudah Terjepit di Tengah Jalan
Berbagai dalih yang diungkapkan pemilik lahan dan bangunan yang terkena proyek pembangunan sarana umum
Pemilik rumah yang berada di tengah jalan itu diketahui bernama Liang.
Rumah itu terliihat hanya rumah bobrok yang memiliki luas sekitar 40 meter persegi.
Oddity Central
Penampakan rumah dilihat dari atas yang sudah diapit dua sisi jalan
Menurut laporan wartawan setempat, pemerintah gagal membayar properti pengganti untuk pemilik rumah tersebut.
Sebaliknya, pemerintah menawarkan sebuah flat pada memiliknya namun letaknya di sebelah kamar mayat, jadi pemiliknya tak mau menerima.
Dia bahkan menjadi satu-satunya orang dari 47 pemilik rumah yang digusur untuk pembangunan jalan tersebut.
Yang lain sudah menerima tawaran dan sudah pindah pada September tahun lalu.
"Anda pikir lingkungan ini buruk, tapi saya merasa tenang, membebaskan, menyenangkan dan nyaman," kata Liang si pemilik rumah.
Dia menambahkan tak peduli dengan yang dikatakan orang lain, yang penting dia tetap tinggal di rumahnya.
Sementara menurut laporan outlet berita South China Moning Post, pemerintah sudah mengajukan tawaran kepada Liang, tetapi dia menolak semuanya.
Salah satu tawaran paling menggiurkan adalah dia ditawari dua flat, dan kompensasi senilai 1,3 juta Yuan (Rp2,7 miliar).
Namun, dia masih menolak, dan mau menjual rumah bobroknya jika ditukar dengan 4 flat, dan uang senilai Rp4,2 miliar.
Setelah gagal mencapai kesepakatan, pemerintah tidak punya pilihan selain membiarkan rumahnya tetap berada di tengah jalan.
Namun, dikatakan negosiasi masih terus berlanjut, banyak yang menuduh pemilik rumah itu serakah.
"Pemilik lain telah pindah, menunjukkan bahwa kompensasi yang ditawarkan bisa diterima," kata salah seorang mengomentari kasus ini.
"Pemilik rumah terlalu serakah, sehingga membuatnya berakhir dengan tidak mendapatkan apa-apa.
