Objek Wisata Tangga Manik di Lahat Kini Tinggal Nama, Banyak Masyarakat Hilang Mata Pencaharian
"Ya kalau dahulu objek wisata Tangga Manik sangat banyak dikunjungi wisatawan. Bahkan, pernah perharinya hingga ribuan..."
Penulis: Ehdi Amin | Editor: Refly Permana
Laporan wartawan Sripoku.com Ehdi Amin
SRIPOKU.COM, LAHAT - Objek wisata air Tangga Manik, yang berada di Desa Tanjung Payang, Kecamatan Lahat Selatan, Kabupaten Lahat yang dalam tiga tahun terakhir menjadi perhatian wisatawan kini bak tinggal nama.
Tak ada lagi hilir mudik ramainya kendaraan baik roda dua atau roda empat. Kini keramaian itu hanya tinggal suara gemercik air Sungai Lematang dan sesekali suara burung yang terdengar.
Riuh para pedagang menjajakan kopi, mie, dan makanan ringan lainya kini lenyap.
Tak hanya itu, keindahan yang dulu membuat ribuan pasang mata terpana kini berubah gundukan tanah, bangunan yang mulai berlumut hingga sampah semak.
• Ganti Rugi Lahan Exit Tol Pematang Panggang - Kayuagung di Desa Mataram Jaya Akan Dibayar November
Tak ada lagi suara derasnya air yang menyusuri tangga yang berundak-undak hingga membentuk sebuah gelombang tangga yang membuat bola mata pengunjung kagum hingga tak sedikit mengabadikannya dengan berfoto.
Objek wisata itu kini sudah hancur.
Objek wisata Tangga Manik yang selama ini dilintasi derasnya air bak bangunan yang hanya berfungsi sebagai penopang irigasi sejak bencana jebolnya tanggul di aliran Sungai lematang II.
Air tak lagi melintasi tangga manik. Hanya, air dari sungai desa yang mengalir di situ. Kondisi ini sangat disayangankan warga Desa Tanjung Payang.
Betapa tidak, semanjak tangga manik rusak tak ada lagi wisatawan baik lokal maupun daerah yang datang.
Imbasnya, warga kehilangan mata pencaharian. Hal itu juga berimbas pada kreativitas karang taruna untuk memajukan ekonomi desa.
• Cerita Mahasiswa Palembang yang Kuliah di Lebanon Terkait Ledakan di Beirut,Bak Gempa Berskala Besar
"Ya kalau dahulu objek wisata Tangga Manik sangat banyak dikunjungi wisatawan. Bahkan, pernah perharinya hingga ribuan.
Wisatawan berduyun duyun datang baik untuk berfoto, menikmati keindahan tangga manik dan panorama sekitarnya.
Anak anak ada yang mandi sambik bermain air," ungkap Sapri, Kades Tanjung Payang, yang merasa sangat menyayangkan rusaknya wisata tangga manik akibat jebolnya tanggul, pada Rabu (5/8/2020).
Selain bangga karena desanya terkenal dan banyak dikunjungi, kerusakan tangga manik juga berimbas kepada warga yang selama ini berjualan, mengelola objek wisata tangga manik.
Sapri, sendiri hanya berharap pemerintah baik pusat, provinsi dan kabupaten segera membantu pembenahan tanggul yang juga berimbas kepada 360 hektar sawah di empat desa di kawasan tersebut.
• Tempat Makan Murah Serba Sepuluh Ribu di Empat Lawang, Berikut Lokasinya!
"Kalau tanggul dibenahi objek wisata ini bisa kembali hidup. Karena objek wisata tangga manik ini sangat bergantung pada air," ujarnya.
Harapan yang sama juga diutarakan Camat Lahat Selatan, Budi Utama, SIP. Dikatakan Budi, jebolnya tanggul menyebabkan air tidak masuk ke saluran tangga manik.
Menurutnya, luapan air yang masuk kesaluran yang membuat lokasi menjadi objek wisata didukung aliran sungai lematan dan panorama di sekitarnya.
Kerusakan tangga manik, dikatakan Budi terjadi juga dampak akibat banjir bandang yang terjadi akhir tahun 2019 lalu. Banyak material yang masuk kedalam saluran hingga membuat aluran air berpindah.
"Ya harapan kita ini bisa kembali dibenahi karena ini bisa membantu pendapatan bagi warga sekitatlr, "harapnya.
Sementara itu, dalam pantauan di lokasi kondisi tangga manik sangat memperihatinkan jika dibandingkan dengan sebelumnya.
Gundukan tanah berserakan, sampah dan semak mulai tumbuh.
Pondok pondok yang selama ini menjadi lokasi berjualan hanya tinggal kerangka saja. Saat di lokasi tidak ada lagi warga yang datang walau hanya untuk sekedar bersantai.