Virus Corona di Sumsel

Menyoal Status Pandemi Pada Wabah Covid-19, Begini Penjelasan Prof Yuwono Ahli Mikrobiologi Sumsel

Prof Dr dr Yuwono M Biomed, selaku salah satu Ahli Mikrobiologi Sumsel mempertanyakan kembali status wabah ini yang seringkali disebut dengan pandemi.

Penulis: maya citra rosa | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM/MAYA CR
Mengenal Lebih Dekat Ahli Mikrobiologi Profesor Yuwono, Pernah Disangka Tukang Kebun saat jadi Kapus 

Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Dalam penelitian wabah Virus SarsCov-2 dengan sebutan penyakit Covid-19, model matematis Susceptible, Infected dan Recovered (SIR) digunakan para ahli untuk memprediksi kapan wabah ini akan berakhir.

Prof Dr dr Yuwono M Biomed, selaku salah satu Ahli Mikrobiologi Sumsel mempertanyakan kembali status wabah ini yang seringkali disebut dengan pandemi.

Meskipun status pandemi telah disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Namun menurutnya ada istilah baru yang tidak ada dalam pandemi yang terjadi seperti sebelumnya.

Pandemi yaitu penyebaran penyakit yang terjadi ke beberapa negara lain, dengan mempengaruhi sejumlah orang di seluruh dunia.

Jadi Saksi Getirnya Sule Antar Lina ke Peristirahatan Terakhir, Rizky Febian Sadar Arti Cinta Sejati

 

Berakhir Bahagia, Pernikahan Lesty Kejora dan Rizky Billar Diungkap, Denny Darko Ucap 2 Syarat Ini!


Saat terjadi pandemi flu burung, flu babi dan flu spanyol dulu, istilah SIR tersebut juga menjadi acuan dalam penangan wabah tersebut.

Ketiga istilah tersebut adalah Susceptible atau kelompok rentan, Infected atau orang yang sakit dan Recovered atau pemulihan.

“Istilah lainnya yang tidak dituliskan dalam metode tersebut adalah death atau kematian, ini yang disebut pandemi,” ujarnya saat ditemui, Selasa (4/8/2020).

Namun, dalam penelitiannya terhadap Covid-19, ada satu hal lagi yang belum pernah ada selama beberapa kali pandemi sebelumnya.

Istilah itu adalah Asymptomatic atau orang tanpa gejala (OTG), yang sangat tidak asing berhubungan dengan Covid-19.

“Satu lagi yang baru kali ini terjadi selama ada banyak pandemi, yaitu Asymptomatic, yang sampai saat ini istilah tersebut tidak pernah lepas, bahkan ditegaskan oleh WHO,” ujarnya.

Masuk Lokasi Wisata Alam yang Direkomendasi Dinas Pariwisata, Air Terjun Sanghe di Bangun

 

Aksi Polisi Berpangkat Kompol, Selamatkan Pengendara Mobil yang Mundur Akibat tak Kuat Menginjak Rem

Menurut perhitungannya, sebanyak 83 persen orang ditetapkan sebagai OTG, yang menimbulkan pertanyaan apakah Covid-19 masuk dalam kelompok pandemi atau bukan.

Hal ini juga berkaitan dengan penjelasan antara orang yang bergejala dan orang tanpa gejala, yang mana dalam perjalanan penyakit Covid-19 ini, orang yang bergejala dapat menyebabkan penularan lebih tinggi.

Dalam grafik perjalanan Covid-19, penyakit ini masuk ke tubuh manusia, umumnya jika orang tersebut bergejala, maka virus itu mengikuti alur penyakit yang ada atau komorbid, mulai hari ke lima menimbulkan bergejala, hari ke tujuh menurun, terus hingga 14 hari dinyatakan sembuh.

MotoGP Republik Ceska 2020 - Nasib Valentino Rossi di Petronas?

 

UPDATE 3 Agustus, Corona di Palembang Bertambah 7 Orang, Kini Total 2310 Orang Positif

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved