Heli Rusia dan AS Berjibaku Padamkan Karhutla di Sumsel, Sudah 600 Sortir Waterbombing
Dengan luasan lahan gambut mencapai 1,4 juta, Deru menyadari bahwa Sumsel sangat berpotensi terjadinya karhutla.
PALEMBANG, SRIPO -- Pemerintah Provinsi Sumsel menyiapkan sebanyak sembilan unit helikopter water bombing memasuki musim kemarau, untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Bumi Sriwijaya.
Gubernur Sumsel, Herman Deru mengatakan langkah antisipasi dini tersebut dilakukan lantaran Sumsel sempat menjadi wilayah dengan luas lahan yang terbakar terbesar di Indonesia, hingga mencapai 361 ribu hektare (ha) pada tahun 2019 lalu.
Dengan luasan lahan gambut mencapai 1,4 juta, Deru menyadari bahwa Sumsel sangat berpotensi terjadinya karhutla karena ulah manusia ataupun terbakar karena faktor alam.
• Antisipasi Karhutlah, Sumsel Siagakan 9 Unit Heli Water Bombing
"Wilayah kita banyak memiliki gambut jadi rentan terbakar. Kita harus waspada sejak dini dan mempersiapkan peralatan yang akan bekerja di udara dan di darat," ujarnya, Minggu (2/8/2020).
Ia menjelaskan, helikopter yang akan digunakan untuk memadamkan api berasal dari Rusia sebanyak delapan unit.
Sedangkan satu lagi helikopter lagi berasal dari Amerika. Helikopter ini nantinya akan bertugas mengangkut air dan memadamkan api jika terjadi kebakaran. Masing-masing helikopter tersebut memiliki kapasitas 4-5 ton air.
• 9 Daerah Rawan Karhutlah di Sumsel, Muaraenim Tempat Titik Hotspot Terbanyak Diikuti Muba
Menurutnya, sejauh ini satuan tugas sudah melakukan water bombing sebanyak 600 kali demi memadamkan api agar tidak menjadi kebakaran besar.
"Masyarakat jangan membuka lahan dengan cara dibakar, jangan biarkan setitik api dan sekecil apa pun bisa terjadi," jelasnya.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori menambahkan penanganan pencegahan karhutla pada tahun 2020 sudah dipetakan untuk 10 kabupaten dan kota.
• AKBP Dolly Gumara Siapkan 350 Relawan Disetiap Kelurahan, Siap Siaga Hadapi Karhutla di Pagaralam
Pemetaan tersebut berdasar data satelit dan wilayah yang memiliki lahan gambut luas. Sumsel sendiri tercatat banyak wilayah gambut yang rusak sehingga mudah tersulut api.
Wilayah rawan karhutla di Sumsel tersebar ke beberapa daerah. Antara lain Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Banyusin, PALI, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu Timur, Muratara, Musi Rawas, dan Muara Enim.
"Fire spot di Sumsel belum banyak karena lahan kita masih basah, dan hujan juga masih ada. Kalau pun ada, tingkat kerawanannya masih rendah," kata Ansori. (oca)