RATUSAN Petani dari Deli Serdang Sumut Mampir di Palembang, Jalan Kaki ke Istana Negara Temui Jokowi

Ratusan petani dari Deli Serdang Medan Sumut mampir ke Palembang, jalan kaki ke Istana Negara Jakarta

Penulis: maya citra rosa | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM/MAYA Citra Rosa
Sebanyak 170 orang petani yang tergabung dalam Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB) berjalan kaki menuju Istana Negara Jakarta melewati dan singgah atau mampir di Kota Palembang malam tadi, Sabtu (25/7/2020). 

Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Ratusan petani dari Dusun Bekala Desa Simalingkar A dan Desa Sei Mencirim, Kabupaten Deli Serdang melakukan aksi jalan kaki dari Medan Sumatera Utara (Sumut) menuju Istana Negara Jakarta, untuk mencari keadilan atas lahan yang digusur paksa.

Sebanyak 170 orang petani yang tergabung dalam Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB) berjalan kaki menuju Istana Negara Jakarta melewati dan singgah atau mampir di Kota Palembang malam tadi, Sabtu (25/7/2020).

Direktur Walhi Sumsel, Khairul Sobri membenarkan kabar tersebut dan menyambut para petani yang berjuang mencari keadilan atas hak lahan tanahnya.

Para petani yang terdiri dari sekitar 40 wanita dan ratusan laki-laki sampai di Kota Palembang yang mayoritas usianya 30 tahun keatas, sampai tadi malam dan berisitirahat di Gedung Serbaguna NU Palembang.

Menurutnya aksi ini menunjukkan bahwa konflik agraria seperti perampasan tanah yang ternyata masih banyak terjadi di Indonesia.

"Ini sebagai bentuk solidaritas kami kepada para petani dari Deli Serdang yang mana dapat menjadi motivasi bagi petani di Sumsel untuk memperjuangkan hak-haknya," ujarnya saat diwawancarai via telpon, Minggu (26/7/2020).

Pihaknya sudah menyiapkan lokasi dengan perlengkapan dapur umum sebagai bentuk simpatik dan dia berharap dengan aksi ini, pemerintah membuka mata bahwa masih banyak petani yang tertindas.

"Kami menyambut para petani yang sedang berjuang, dan berterima kasih karena sudah singgah melewati Kota Palembang," ujarnya.

Para petani berjalan kaki sejauh 1812 KM dari Medan, Sumut, para petani menuntut lahan dan tempat tinggal yang telah dikelola dan tempati sejak tahun 1951 yang telah digusur paksa oleh korporasi PTPN II.

Meski telah mengantongi SK Landreform sejak tahun 1984 dan parahnya sebanyak 36 petani di Sei Mencirim yang ikut tergusur sudah memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM).

Luas area yang berkonflik antara petani yang tergabung dalam SPSB dengan PTPN II adalah seluas ± 854 Ha dan luas area yang berkonflik antara petani yang tergabung dalam STMB dengan PTPN II  adalah seluas ± 850 Ha dan tuntutan petani STMB  adalah  seluas ± 323,5 Ha.

Pada tahun 2017 petani yang menempati dan mengelola lahan/tanah sejak tahun 1951 dikejutkan dengan pemasangan plang oleh pihak PTPN II Deli Serdang yang tertulis Nomor Sertifikat Hak Guna Usaha No. 171/2009 di desa Simalingkar A.

Selanjutnya pihak PTPN II dikawal oleh ribuan aparat TNI & POLRI menggusur /mengkoupasi lahan-lahan pertanian masyarakat dan menghancurkan seluruh tanaman yang ada didalamnya.

Hal tersebut sontak memicu perlawanan dari masyarakat desa Simalingkar A, Desa Duren Tunggal dan Desa Namo Bintang, Kec. Pancur Batu, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara hingga terjadi bentrokan antara masyarakat dengan aparat keamanan.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved