Konflik Laut China Selatan
Inggris Kirim Kapal Perang ke Laut China Selatan Gabung AS dan Jepang, China Semakin Terpojok
Suasana di kawasan Laut China Selatan terasa makin memanas karena satuan dari kawasan Eropah pun ikut mengirim kapal perangnya.
SRIPOKU.COM -- Suasana di kawasan Laut China Selatan terasa makin memanas karena satuan dari kawasan Eropah pun ikut mengirim kapal perangnya. Pengiriman kapal perang terbesar itu sebagai tanda keinginan meramaikan pergolakan.
Mengutip Intisari-Online.com yang menggambarkan konflik yang memanas di Laut China Selatan semakin panjang dan melebar.
Awalnya, ini hanya berkaitan dengan China dan 6 negara di Asia Tenggara yang memang menjadikan Laut China Selatan sebagai 'mata pencaharian'.
Namun kini beberapa negara lain ikut terlibat.
Salah satunya Inggris.
Dilansir dari kontan.co.id pada Jumat (17/7/2020), kondisi Laut China Selatan kian memanas setelah Inggris memutuskan mengirim Kapal Induk baru HMS Queen Elizabeth ke sana.
Tujuannya untuk bergabung dengan kekuatan tempur Amerika Serikat (AS) dan Jepang di Indo-Pasifik untuk menantang dominasi China di kawasan ini.
HMS Queen Elizabeth, merupakan kapal induk terbaru Inggris berbobot 65.000 ton.
Kapal induk ini merupakan kapal perang terbesar yang pernah dibangun Inggris bersama HMS Prince of Wales untuk kebutuhan angkatan laut kerajaan.
Kapal Induk HMS Prince of Wales juga diharapkan bisa ikut memperkuat angkatan laut Inggris pada 2023.
Mengutip The Australian, kapal induk Queen Elizabeth dan Princi of Wales masing-masing bernilai 3,1 miliar pound ini atau setara US$ 5,6 juta.
Kapal Induk Queen Elizabeth diperkirakan akan mengunjungi Timur Jauh, melakukan latihan militer dengan sekutu mereka termasuk AS dan Jepang.
Kapal induk ini memiliki awak sekitar 700 personel.
Namun jumlah itu bisa bertambah hingga 1.600 personel ketika jet tempur dan helikopter dimuat di atas kapal induk ini.
Kapal induk Queen Elizabeth ini akan dikawal dua kapal perusak tipe 45, dua kapal fregat tipe 23, dua kapal tanker, dan beberap helikopter.