Berita Palembang
AWAS! Selain Covid-19, Banyak Warga Palembang Terjangkit Penyakit Demam Berdarah, Sukarami Terbanyak
Padahal dampak yang diakibatkan oleh DBD ini sama bahayanya dengan Covid-19 yang bisa menyebabkan meninggal dunia.
Penulis: Bayazir Al Rayhan | Editor: Sudarwan
"Kalau data yang kita terima dari rumah sakit belum ada sampai saat ini pasien DBD yang dinyatakan meninggal dunia.
Ini kan artinya penanganan yang cukup baik sudah dilakukan oleh rumah sakit," jelas Yudhi Setiawan selaku kasi PP2M Dinkes Kota Palembang, Kamis (16/7/2020).

• Waspada, Gejala Demam Berdarah Makin Sulit Dikenali, Berikut Cara Deteksi dan Mencegah DB
• Video Lagi Demam Sepeda, Pedagang di KM 5 Palembang Mengaku Stok Sepeda Sampai Kosong Diburu Pembeli
Terapkan 3M
Penyakit Demam Berdarah Dengue yang berasal dari nyamuk aedes aegypti tentu berbahaya bagi masyarakat.
Terlebih lagi di musim penghujan dan pergantian musim pada saat ini sangat mudah sekali terkena penyakit tersebut.
Tentunya untuk mengurangi penyakit DBD tersebut, masyarakat diminta untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan agar tidak ada nyamuk yang tinggal ditempat-tempat kotor.
Dinkes Kota Palembang sendiri akan melakukan penyelidikan epidemologi apabila terdapat satu pasien yang dinyatakan terkena DBD.
Penyelidikan epidemoligi ini sendiri dilakukan dengan datangnya pihak puskesmas kerumah pasien berdasarkan data yang diterima oleh Dinkes.

• Penderita Penyakit Demam Berdarah Dengue Meningkat di Kota Palembang Terbanyak di Kecamatan Sukarami
• Berantas Demam Berdarah Dengue dengan Memandulkan Nyamuk
Nantinya akan dilakukan pengecekan apakah angka bebas jentik nyamuk didaerah tersebut kurang dari 60 persen.
"Sejak rumah sakit diagnosa bahwa pasien tersebut DBD, dinas kesehatan menyerahkan data pasien tersebut kepada puskesmas setempat, setelah itu puskesmas melakukan penyelidikan epidemologi.
Puskesmas datang kerumah pasien apakah angka bebas jentiknya kurang dari 60 persen," kata Yudhi Setiawan selaku Kasi PP2M Dinkes Kota Palembang, Kamis (16/7/2020).
Setidaknya pengecekan tersebut dilakukan hingga 200 meter dari rumah pasien yang mana nantinya sekitar 20 rumah yang akan didatangi.
"Kalau kurang dari 60 persen dan ditemukan orang demam tinggi tanpa sebab yang jelas minimal 3 orang barulah kita lakukan penyuluhan dan fogging serta pemberian larvasida," lanjutnya.

Akan tetapi Fogging saja tidak cukup dikarenakan butuh peran dari masyarakat untuk ikut memberantas sarang nyamuk sehingga nyamuk dan jentik nyamuk mati.
• Dinkes Lahat Imbau Warga Waspadai Penyakit Malaria & Demam Berdarah. Begini Cara Mencegahnya
• Ini 7 Upaya yang Dilakukan Dinkes Sumsel dalam Menghadapi Demam Berdarah
Adapun yang perlu dilakukan oleh masyarakat yakni melakukan perilaku 3M yang artinya:
1. Membersihkan tempat penampungan air dari jentik nyamuk,
2. Menutup tempat yang bisa menyebabkan bintik nyamuk
3. Menyingkirkan atau mendaur ulang sampah yang bisa menyebabkan sarang nyamuk.
"Jika sudah terlaksana mudah-mudahan DBD terkendali.
Fogging tidak serta membunuh jentik nyamuk itulah penting peran masyarakat dalam memberantas sarang nyamuk ini," kata Yudhi.