Viral di Masyarakat, Pemerintah Resmi Hapus New Normal, Achmad Yurianto Akui Keliru Soal Ini

Jubir Gugus Tugas covid-19 Achmad Yurianto pun menuturkan Pemerintah sudah punya istilah baru

Editor: Fadhila Rahma
ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (13/3/2020). Pemerintah menyatakan hingga Jumat 13 Maret pasien positif COVID-19 di Indonesia bertambah dari 34 menjadi total 69 kasus, lima diantaranya dinyatakan sembuh dan empat diantaranya meninggal dunia. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.(ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN) 

"Pemahaman menggunakan 'new normal' sendiri, karena ada unsur bahasa asingnya, kemudian tidak mudah dipahami," kata Brian, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (11/7/2020).

Brian mengatakan new normal seharusnya dimaknai sebagai adaptasi perilaku dalam menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun.

"Jadi yang ditonjolkan bukan situasinya, tapi perilaku kita yang harus disesuaikan dengan situasi yang terjadi," kata Brian.

"Perilaku yang bisa membatasi atau menghindari transimisi persebaran lebih lanjut dari orang ke orang supaya tidak terinfeksi atau terpapar virus ini," ujar dia.

Penggunaan istilah new normal membuat masyarakat hanya berfokusi pada situasi "normal".

Padahal, menurut Brian, saat ini Covid-19 masih belum sepenuhnya hilang di lingkungan sekitar.

Tips Adaptasi Era New Normal

Mewabahnya virus Corona atau covid-19 membuat seluruh dunia harus beradaptasi dengan rutinitas yang disebut new normal atau kenormalan baru.

Pandemi virus Corona atau covid-19 membuat kita harus beradaptasi dengan kebiasaan baru atau yang disebut new normal.

Tentunya, proses adaptasi ini menjadi tantangan tersendiri untuk sebagian orang.

Sebab, proses adaptasi bisa menimbulkan gangguan psikologis yang serius untuk beberapa orang.

Lalu, bagaimana cara beradaptasi dengan new normal?

Dilansir dari Cleveland berikut adalah empat hal yang perlu dilakukan untuk beradaptasi dengan rutinitas baru atau new normal.

1. Berdamai dengan keadaan

Menurut psikolog klinis Adam Borland, hal yang paling penting agar bisa beradaptasi dengan new normal adalah menerima kenyataan bahwa hal ini juga dialami oleh semua orang.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved