Viral di Masyarakat, Pemerintah Resmi Hapus New Normal, Achmad Yurianto Akui Keliru Soal Ini

Jubir Gugus Tugas covid-19 Achmad Yurianto pun menuturkan Pemerintah sudah punya istilah baru

Editor: Fadhila Rahma
ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (13/3/2020). Pemerintah menyatakan hingga Jumat 13 Maret pasien positif COVID-19 di Indonesia bertambah dari 34 menjadi total 69 kasus, lima diantaranya dinyatakan sembuh dan empat diantaranya meninggal dunia. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.(ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN) 

SRIPOKU.COM - Terlanjur viral di masyarakat, Pemerintah resmi hapus new normal, Achmad Yurianto beber istilah penggantinya.

Istilah new normal sudah familiar di telinga warga Indonesia sejak Presiden Jokowi menggaungkannya untuk mengajak masyarakat berdamai dengan Virus Corona atau covid-19.

Namun, belakangan Pemerintah melalui Gugus Tugas covid-19 mengakui istilah new normal salah, dan akan menggantinya.

Jubir Gugus Tugas covid-19 Achmad Yurianto pun menuturkan Pemerintah sudah punya istilah baru, pengganti new normal.

Istilah new normal yang dicanangkan pemerintah beberapa waktu lalu bakal dihapuskan.

Dulu Pelayan Restoran dan Diremehkan, Ini Fakta Menarik Kim Soo Hyun, Per Episode Dibayar Rp 2,3 M

Kelakuan Seorang Remaja di Muara Dua Usai Belanja, Ngaku Uang Kembalian Kurang, Aksinya Terekam CCTV

KANIT Reskrim Tewas Ditikam Residivis Perampokan, Pelaku Kini Sudah Diamankan, Ini Kronologinya!

Kebijakan ini diambil setelah melihat realita yang ada di lapangan.

Selanjutnya istilah new normal bakal diganti dengan kebiasaan baru untuk menggambarkan kondisi hidup berdampingan dengan virus Corona atau covid-19

Pemerintah mengaku salah menggunakan istilah new normal yang sering digunakan untuk hidup berdampingan di tengah Covid-19.

Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara pemerintah penanganan Covid-19 Achmad Yurianto.

Penggunaan istilah new normal kemudian diganti dengan kebiasaan baru.

"Diksi new normal dari awal diksi itu segera ubah. new normal itu diksi yang salah dan kita ganti dengan adptasi kebiasaan baru," kata Achmad Yurianto, Jumat (10/7/2020), seperti dikutip dari Kompas.com.

Yuri mengatakan istilah new normal ini sulit dipahami oleh masyarakat.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Brian Sriphastuti.

Menurutnya, istilah new normal ini memang tidak mudah dimengerti masyarakat.

Banyak masyarakat yang tidak paham lantaran istilah new normal menggunakan bahasa asing.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved