Human Interest Story

Pencipta Lagu HUT Polri dari Polres Lubuklinggau, Aiptu Sugeng dari Ngamen Hingga Jadi Polisi

Lirik-liriknya mengandung ajakan agar anggota Polri bersama-sama melindungi dan mengayomi masyarakat.

Editor: Soegeng Haryadi
ISTIMEWA
Aiptu Sugeng 

"Lindungi ayomi masyarakat dengan semangat yang tak kenal lelah. Jangan sekali-sekali melakukan korupsi, seluruh rakyat benci, kau tak bisa lari," sepenggalan lirik, yang diciptakan oleh Aiptu Sugeng dalam memperingati HUT ke-74 Bhayangkara.

Sugeng membuat satu lagu berjudul "Polri Menuju Indonesia Maju".

Lirik-liriknya mengandung ajakan agar anggota Polri bersama-sama melindungi dan mengayomi masyarakat. Juga ajakan untuk tidak korupsi karena akan dibenci masyarakat.

Rangkaian HUT Bhayangkara ke-74 Polda Sumsel Diwarnai Pemotongan Tumpeng dan Pemberian Kaki Palsu

"Polisi itu harus melindungi masyarakat. Melindungi rakyatnya. Jangan sekali-sekali melakukan korupsi, karena seluruh rakyat benci," kata Sugeng kepada Tribun, Rabu (1/7).

Sugeng mengabdi di Polri sejak 28 tahun lalu. Ia bertugas di Korps Sabhara Polres Lubuklinggau dan menjabat sebagai Kanit Dalmas. Pria kelahiran 26 Januari 1970 ini berharap di HUT ke-74 Bhayangkara, Polri bisa semakin melindungi dan mengayomi masyarakat.

"Polri Insha Allah akan berbuat lebih baik lagi melindungi dan mengayomi masyarakat," ujar Sugeng.

Cerita Anggota Polri di Ogan Ilir Modif Motor Jadi Alat Pemadam Karhutla, Begini Cara Kerjanya

Pria kelahiran Palembang ini bercerita proses pembuatan lagu tak memakan waktu banyak. Bisa satu jam jadi satu lagu. Kini, Sugeng memiliki sekira enam lagu.

Hobi bermain gitar seraya bernyanyi sudah ia geluti sejak masih belia. Saat masih Sekolah Dasar (SD) ia sudah mengamen. Baru pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) ia belajar memainkan alat musik seperti gitar dan harmonika.

"Main gitar sejak kecil dari SMP, saya ngamen sambil menyemir sepatu. SMP mulai ngamen, kalau nyemir sepatu dari SD. Bawa ukulele ngamen," tutur Sugeng.

HUT Bhayangkara ke 74, 32 Anggota Polri dari Bintara Hingga Perwira di Lubuklinggau Naik Pangkat

Ngamen dari jalan ke jalan, dari angkutan umum ke angkutan umum, hingga suatu hari ia berpikir untuk mendaftar sebagai anggota Polri.

"Awalnya saya coba-coba daftar jadi anggota Polri. Orang tua, ibu saya tahu tapi bapak saya tidak tahu. Alhamdulillah saya lulus tidak pakai uang-uangan. Murni," ceritanya.

Lagu-lagu yang diciptakan oleh Sugeng lugas dan sarat pesan moral. Diciptakannya dari apa yang dialami dan apa yang dirasakan. "Saya tuangkan spontan," tuturnya.

Misalnya, ia menciptakan lagu Jangan Bakar Hutan dan Lahan. Tribun mencatat kasus kebakaran di Kota Lubuklinggau pada tahun 2019 berdasarkan data dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kota Lubuklinggau dari Januari-November terjadi 142 kasus kebakaran. Peristiwa kebakaran itu merupakan gabungan antara kebakaran hutan dan lahan serta pemukiman warga.‎

"Seperti lagu Jangan Bakar Hutan dan Lahan. Itu saya spontan saja baru berapa bulan saya alami, pemerintah juga mengimbau jangan bakar hutan dan lahan," katanya.

Peringati HUT Bhayangkara ke-74, Ini Pesan Gubernur Herman Deru

Lalu Sugeng juga sempat membuat lagu berjudul Teroris Apa Agamamu. Mengingatkan bahwa tak ada agama yang mengajarkan melakukan pembunuhan, apalagi dengan mengorbankan keluarga seperti kasus terorisme di Surabaya, Jawa Timur.

"Teroris apa agamamu itu tentang kalau bisa jangan berbuat yang menyimpang dari agama. Agama mana yang mengorbankan keluarganya, anaknya untuk membunuh?," kata Sugeng.

Sugeng percaya pesan atau imbauan lewat lagu lebih efektif sampai ke telinga masyarakat. "Lewat nada dan lagu. Mudah-mudahan didengar di seluruh Indonesia," tuturnya. (tribun network/denis)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved