Inilah Perbedaan Hipertensi Primer dan Hipertensi Sekunder
Hipertensi primer biasanya didiagnosis setelah dokter mengamati hasil tensi pasien selama tiga kali kunjungan berturut-turut tetap tinggi,
SRIPOKU.COM - Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi berdasarkan penyebabnya bisa dibagi menjadi dua jenis, yakni hipertensi primer dan sekunder.
Melansir Everyday Health, hipertensi primer biasanya didiagnosis setelah dokter mengamati hasil tensi pasien selama tiga kali kunjungan berturut-turut tetap tinggi, padahal sudah menghindari pemicunya.
• Ramalan Bintang Senin 29 Juni 2020: Gemini Kemungkinan akan Menjalani Hari yang Penuh Aksi
• Inilah 11 Faktor yang Bisa Jadi Penyebab Penyakit Jantung: Tekanan Darah Tinggi hingga Depresi
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Sedangkan hipertensi sekunder jamak disebabkan kelainan pada pembuluh darah arteri yang memasok darah ke ginjal. Kelainan ini bisa dipicu penyakit atau masalah kesehatan.
Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai perbedaan hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer
Melansir Healthline, hipertensi primer atau esensial terjadi pada 90 persen penderita penyakit tekanan darah tinggi.
Hipertensi jenis ini bisa dimulai pada usia berapa pun. Kebanyakan penderita mengalaminya saat menginjak usia paruh baya.
Penyebab hipertensi primer belum diketahui secara pasti. Namun, ahli menyimpulkan, gaya hidup dan pola makan tak sehat bisa memicu hipertensi primer.
Faktor genetik atau keturunan juga dianggap berperan besar dalam menyebabkan hipertensi primer.

Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang terkena hipertensi primer, di antaranya:
- Pola makan tidak sehat
- Stres
- Malas bergerak
- Berat badan berlebih
Kebanyakan orang tidak bisa melihat gejala awal hipertensi primer. Namun, penderita bisa mengetahuinya lewat pemeriksaan medis berkala.
Untuk mendiagnosis pasien mengalami hipertensi primer, dokter umumnya akan mengukur tekanan darah pasien dengan tensimeter.
Jika hasil pengukurannya di atas 130/80 mmHg selama beberapa kali pemeriksaan di waktu yang berbeda, dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik meliputi pengecekan kondisi mata, detak jantung, paru-paru, dan aliran darah di leher.
Selain itu, dokter juga akan memeriksa kadar kolesterol sampai fungsi ginjal.