Simak Kamus Bahasa Palembang, Terungkap Inilah Istilah Populer dan Dialek yang Jarang Digunakan
Maka untuk lebih jelasnya berikut ini kami tampil Kamus bahasa Palembang meski lebih lengkap dan masih banyak istilah yang perlu digali lagi
SRIPOKU.COM-Kita semua hari tahu, jika bahasa Palembang tidak selalu menggunakan huruf vocal O di akhir penyebutan kata.
Bahkan banyak istilah-istilah populer yang ucapkan Wong Kito, sebutan lain dari warga Palembang, digunakan sebenarnya adaptasi dari berbagai daerah meski kemudian tidak begitu ketara.
Karena bahasa Palembang lebih nyaman diucapkan dalam kehidupan sehari-hari di kota Pempek ini.
Namun perlu anda ketahui, jika tidak mudah untuk berbahasa Palembang dengan fasih jika tidak mempelajari kata atau istilah lain yang kadang kurang populer atau yang sangat populer pengucapannya dengan cukup menambah hurup vocal O saja.
Jika adanya yang menganggap bahasa Palembang itu mudah, karena hanya perpatokan dengan pemakian huruf O seperti kata pupuler Apo? Kemano? Dimano? Siapo? Kito, Wong Mano? maka anda salah.
Karena banyak pula bahasa Palembang yang tidak semua menggunakan huruf vocal O diakhirannya.
Memang ada kata bongok (bodoh) dalam bahasa Palembang menggunakan huruf O, tetapi banyak pula istilah seperti Bingen untuk mengungkapkan makna dari tempo dulu atau masa zaman dahulu.
Misal ada kata Ayo (air) ternyata bukan bahasa Palembang, sebab kata banyu lebih tepat dan Palembang banget dari pada kata Ayo, sebab Ayo atau air adalah bahasa Sekayu Muba yang kerap muncul dalam bahasa Palembang.
Maka untuk lebih jelasnya berikut ini kami tampil Kamus bahasa Palembang meski lebih lengkap dan masih banyak istilah yang perlu digali lagi, dan anda bisa menambahkannya pada kolom komentar untuk penyepurnaan.
Simak Kamus Bahasa Palembang berikut ini:
A
• Abes (habis)
• Agam (Suka)
• Awak (Kamu/Anda)
• Asak (Asal)
• Asek (asik)
B
• Bae (Saja)
• Bange (suka tidak mendengar)
• Bangat (Banget)
• Balen (Ulang)
• Balak (Masalah)
• Balek (Pulang)
• Banyu (Air)
• Basa (Basah)
• Bahaso (Bahasa)
• Baseng (Terserah)
• Bebala (Berkelahi)
• Bedesau (Cemas)
• Belom (Belum)
• Belari (Berlari)
• Belagu (Berlagak)
• Bekendak (Ada Maunya)
• Berejo (Berupaya)
• Belanjo (Berbelanja)
• Betedo (Berteduh)
• Beguyur (Berjalan santai)
• Belagak (Ganteng, Cantik)
• Belago (Berkelahi)
• Begawe (Bekerja)
• Belinjangan (Berpacaran)
• Bekiuk (Berbohong)
• Besak (Besar)
• Beruk (Monyet)
• Bejalan (Berjalan)
• Budak (anak)
• Buntang (Bangkai)
• Bunting (Hamil)
• Bontet (Gemuk)
• Bingen (Zaman dulu)
• Bik Cek (Sapaan untuk Mbak, Tante/Bibi)
• Buyan (Bodoh)
• Bengal (tidak laku yang tidak menurut)
• Bengak (Bodoh)
• Begoco (Berkelahi)
• Belaki (Telah Memiliki Suami atau Bersuami)
C
• Calak (Curang)
• Cacam (waw)
• Caluk (Terasi)
• Caer (Cair)
• Caro (Cara)
• Capong (Capung)
• Cawa (Ngomong)
• Cak mano (Bagaimana)
• Cak itu (Seperti itu)
• Campak (Jatuh)
• Cemeke’an (Pelit)
• Celano (Celana)
• Cerito (Cerita)
• Ceto (Pasti)
• Cego’an (Cegukan)
• Cepet (Cepat)
• Cerudi’an (Kepo)
• Cerewet (Pelit)
• Cetok (Patuk)
• Ciren (Kelihatan)
• Cindo (Cantik/Bagus)
• Cincang (Potong)
• Cinto (Cinta)
• Cobo (Coba)
• Cugak (Kecewa)
• Cucung (Cucu)
D
• Dak (ngga)
• Dalu (Tengah Malam)
• Dalem (dalam)
• Dapet (Dapat)
• Denger (Dengar)
• Dulur (Saudara)
• Dukin (dulu)
• Denget (Sebentar)
• Dewek’an (Sendirian)
• Dendak (Tidak Mau)
• Diem (Diam)
• Disano (Disana)
• Dimano (Dimana)
• Dakdo (tidak)
• Doson (Desa)
E
• ecak-ecak (Pura-Pura)\