Virus Corona di Sumsel

Hasil Swab Test Negatif, Begini Kronologi Pengambilan Jenazah PDP Covid-19 di RS Charitas Palembang

Hasil swab test pasien PDP Covid-19 yang meninggal dunia, kemudian dibawa paksa keluargannya ternyata negatif Corona.

Penulis: maya citra rosa | Editor: Yandi Triansyah
sripoku.com/rere
RS Charitas Palembang. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Hasil swab test pasien PDP Covid-19 yang meninggal dunia, kemudian dibawa paksa keluargannya ternyata negatif Corona.

Namun belum sempat hasil tersebut, diberitahukan kepada pihak keluarga, tapi jasad pasien perempuan berusia 55 tahun sudah dibawa pulang.

"MPP belum sempat memberikan penjelasan ke keluarga pasien karena jenazah sudah dibawa pulang oleh keluarga, bahwa hasil swab negatif bisa diserahkan ke keluarga," ujar Humas RS Charitas Palembang, Kresna Tuti, Senin (15/6/2020) dalam rilis yang diterima Sripoku.com.

UPDATE Kasus Covid-19 di Kota Lubuklinggau, Senin 15 Juni 2020 Total 89 Orang, 1 Kecamatan Nihil

 

Update Virus Corona di Palembang, Senin 15 Juni 2020 Bertambah Sebanyak 59 Kasus Positif

Sebelumnya, viral satu keluarga membawa jenazah PDP di RS charitas Palembang.

Pihak rumah sakit akhirnya memberikan penjelasan kronologi terjadinya pengambilan paksa jenazah PDP yang akan dimakamkan dengan prosedur Covid-19.

Kresna Tuti, Humas RS Charitas Palembang mengatakan bahwa pasien tersebut seorang wanita berusia 55 tahun, dengan diagnosa PDP Covid-19.

Pasien masuk ke RS Charitas Palembang pada tanggal 29 Mei 2020, pukul 18.34 WIB.

Inilah 9 Buah-buahan Terbaik untuk Membantu Menurunkan Berat Badan: Nanas, Semangka hingga Mangga

 

Tahan Malu, Rosa Meldianti Bergaya Penuh Percaya Diri Nyayikan Lagu Lathi di TV, Dicap Bikin Onar!

Kemudian menjalani pemeriksaan Swab dilakukan tanggal 30 Mei 2020 dan 3 Juni 2020 hasil pemeriksaan belum ada.

"Pasien meninggal tanggal 9 Juni 2020 jam 08.15 WIB," ujarnya dalam rilis yang disampaikan pada Minggu, (14/06/2020).

Pada saat itu, dokter jaga menjelaskan kepada keluarga, yang ada saat itu anak pasien bahwa ibunya sudah meninggal.

Lalu keluarga dijelaskan bahwa pasien akan dilakukan pemulasaraan jenazah sesuai prosedur jenazah infeksius dan pemakaman dilakukan di pemakaman Gandus.

"Namun keluarga menolak, dan keluarga kompromi dengan keluarga lainnya," ujarnya.

Ketika perawat akan memandikan jenazah, perawat menjelaskan akan dilakukan sesuai prosedur pengelolaan jenazah infeksius.

Pihak keluarga juga tidak mengizinkan, menginginkan agar yang memandikan jenazah harus beragama Islam, dan menanyakan agama perawat yang memandikan jenazah tersebut.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved