Virus Corona di Sumsel
PSBB Kota Palembang Dinilai Terlambat, Pemerintah Dapat Bentuk Small System, Begini Konsepnya
Setelah upaya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Palembang dinilai terlambat.
Penulis: maya citra rosa | Editor: Yandi Triansyah
Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Setelah upaya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Palembang dinilai terlambat.
Gagasan small system dapat menjadi ujung tombak penanganan Covid-19 saat ini.
Small system adalah memberdayakan masyarakat bahkan di lingkungan terkecil agar edukasi mengenai kesehatan masyarakat akan bahaya Covid-19 dapat tersampaikan.
Dosen Epidemiologi Universitas Sriwijaya, Najmah, SKM, MPH, PhD mengatakan bahwa hal ini sangat penting karena jumlah tenaga kesehatan seperti puskesmas yang terbatas.
• Bertambah 25 Kasus Positif Covid-19 Kini Menjadi 1.129, Kasus Sembuh Bertambah 27 Orang
• 10 Artis Ini Bak Vampir Menolak Tua, Usianya Hampir Setengah Abad dan ada yang Lebih, Awet Muda!
Sehingga apabila hal ini dibebankan saja kepada para tenaga medis, tidak dapat menjamin bahwa edukasi mengenai kesehatan masyarakat dapat tersampaikan dengan baik.
Pemerintah yang mempunyai tangan sampai ke tingkat bawah yang mampu menjangkau lapisan masyarakat yaitu tingkat kelurahan sampai tingkat RT.
"Kita tentu tidak bisa menaruh beban terlalu banyak dengan para petugas medis selain keterbatasan sarana dan prasarana," ujarnya, Minggu (7/6/2020).
Oleh karena itu, alangkah baiknya jika pemerintah sesegera mungkin membentuk sebuah ketahanan sosial di tingkat kelurahan dengan Lurah dan RT.
• Menyongsong New Normal, Melalui Program Grebek Masjid, 13 Ribu Masjid di Sumsel Akan Dibersihkan
• Jarang Diketahui Publik, Inilah Penampilan Adik Kandung Barbie Kumalasari, Cantik Bikin Pangling!
Serta menggerakan kader-kader posyandu dan masyarakat terdidik untuk sama megawasi keberlangsungan penanganan Covid-19 pada skala yang sempit.
"Dengan kata lain, kita mengurung gerak pandemik ini dalam skala terbatas sehingga dengannya lebih mudah untuk diatasi," ujarnya.
Para ketua RT yang menjadi ujung tombak diharapkan aktif memantau warga di lingkungannya.
Karena ketua RT yang paling dekat dengan aktivitas keluar masuk warga di wilayah tersebut.
Juga memberikan support bagi warga dengan status Orang Dalam Pemantauan maupun Pasien positif yang menjalani isolasi mandiri.
Untuk bersama warga terdidik untuk mengajak juga warga tidak melakukan bullying.
Ketua RT dapat melaporkan kejadian di wilayahnya secara berkala ke tingkat kelurahan, tingkat kelurahan pun harus aktif memberikan apa yang di perlukan relawan di lapangan.
• Persiapan New Normal, Sektor Wisata di Musirawas Mulai Berbenah dengan Terapkan Protokol Kesehatan
• Syahrini & Reino Barack Terang-terangan Salahkan Luna Maya tak Bisa Kendalikan Fans, Sindir Pedas