Virus Corona

Orang China Masih Nekat Tradisi Makan Anjing yang Direbus Hidup-hidup, Tak Peduli Dikecam Dunia

Negeri tirai bambu –China, tidak lepas dari sorotan dunia international dari berbagai aspek kehidupan termasuk masalah Virus Corona.

Editor: Salman Rasyidin
Four Paws
Ilustrasi peternakan anjing. 

 

SRIPOKU.COM – Negeri tirai bambu –China, tidak lepas dari sorotan dunia international dari berbagai aspek kehidupan termasuk masalah Virus Corona.

Dan salah satu yang mewarnai kehidupan  dunia  gara-gara pendemi virus corona dari  Wuhan.

Bahkan, seperti ditayangkan Intisari-online.com bahwa semenjak wabah virus corona menyebar dari China, negeri tirai bambu ini terus menjadi sorotan dunia.

Termasuk dari tradisi dan semua yang bertentangan dengan kebiasaan umum masyarakat dunia.

Kali ini, lagi-lagi China diketahui memiliki sebuah tradisi brutal yang membuat seluruh dunia mengecamnya.

Menurut Daily Mirror pada Senin (1/6/2020), kawasan pedesaan di China memutuskan untuk melanjutkan tradisi merebus anjing hidup-hidup lalu memakannya.

Sebelumnya, tradisi ini sudah dilarang oleh Departemen Pertanian dan Urusan Pedesaan.

Beberapa provinsi juga sudak melarang praktik brutal ini, dengan merebus anjing hidup-hidup lalu memakannya.

Shenzen dan Zhuhai adalah kota pertama di China, yang melarang konsumsi anjing dan kucing, karena diklasifikasikan sebagai hewan peliharaan.

Tampaknya, larangan itu tidak didengar sama sekali, bahkan festival ini akan digelar pada akhir bulan Juni ini.

Festival makan anjing ini merupakan festival tradisional, di mana ribuan anjing di jadikan makanan, ada yang dibantai, ada yang direbus hidup-hidup.

Sementara Festival Daging Anjing di Yulin akan direncanakan pada akhir bulan Juni ini.

Konon katanya, perayaan ini adalah perayaan besar, di mana titik balik matahari pada pertengahan musim panas.

Penduduk desa akan menyambut hari tenpanjang dalam setahun, dan berpesta dengan makan daging anjing.

Festival ini akan berlangsung selama 10 hari, yang dimulai pada 21 Juni dan 30 Juni, sudah diadakan sejak tahun 2009.

Dengan adanya festival ini rata-rata 10.000 hingga 15.000 anjing disembelih setiap tahunnya.

Pada tahun lalu, sebuah rekaman memilukan terlihat pada festival ini, ribuan anjing merengek dan melonglong ketakutan, sebelum mereka dibakar dan direbus hidup-hidup.

Sementara itu, tindakan masyarakat China ini membuat banyak orang mengecamnya.

Keith Guo, petugas PETA mengatakan, para pedagang anjing di pasar ini akan membawa sebuah tongkat untuk memukul kepalanya, lalu meniup apinya ke tubu anjing sehingga bulu mereka terbakar.

Setelah itu, mereka dilemparkan ke dalam air mendidih, untuk menghilangkan bulu yang tersisa.

Dia mengatakan, "Sebagian besar, anjing tidak langsung terbunuh mereka hanya pingsan ketika dipukul kepalanya."

"Anjing-anjing ini akan bangun ketika mereka direbus, atau dihanguskan hidup-hidup," katanya.

"Beberapa dari mereka, disayat di tenggorokan untuk mengalirkan darah dari tubuhnya," imbuhnya.

Sementara itu, Organisasi amal Human Society International (HSI) mengecam tindakan itu, dan berharap mereka segera menghentikannya.

Ia menambahkan, jika Festival di Yulin diselenggarakan, tampaknya orang China tidak peduli dengan larangan yang dikelurkan oleh pemerintah.

Saat ini di Yulin, dalam beberapa minggu rumah pemotongan anjing sudah dipenuhi dengan anjing-anjing yang ketakutan.

Anjing pada umumnya tidak dianggap sebagai hewan ternak, meskipun saat ini di China total 10 juta anjing terbunuh pada tahun lalu untuk dikonsumsi.

Larangan makan daging anjing dan kucing, baru-baru ini disuarakan semenjak merebaknya Covid-19.

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved