Waspadai, Ternyata Kecemasan dan Ketakutan Berefek Buruk bagi Kesehatan
Pandemi virus corona memicu ketakutan global yang begitu kuat, sehingga sesuatu yang sederhana seperti belanja bahan makanan di toko pun terasa...
Dia menambahkan, kadang-kadang ketakutan membuat orang salah mengartikan persepsi kesehatan fisik.
"Itu bisa membuat kita salah berasumsi kita memiliki penyakit atau mungkin membuat kita melebih-lebihkan parahnya kondisi yang sedang berlangsung,” ujar Khattab.
Khattab mengatakan, penting untuk menyadari tujuannya bukan untuk menghilangkan rasa takut, tetapi untuk mengetahui bagaimana mengelolanya.
Hal itu dilakukan dengan pemahaman yang lebih baik tentang ancaman yang menyebabkannya.
"Dalam kasus wabah Covid-19, pemahaman yang tepat tentang virus dari sumber yang dapat diandalkan adalah kunci untuk mengurangi rasa takut, dan menerapkan perilaku yang diperlukan untuk menghindari penyebaran virus," kata Khattab.
Ia menjelaskan, keadaan psikologis seorang pasien dapat memengaruhi bagaimana ia mengalami gejala.
Keadaan pikiran yang tenang dan optimis biasanya memudahkan pemulihan dari penyakit.
“Sangat penting bagi pasien Covid-19 untuk berbicara secara terbuka dengan dokternya untuk memiliki harapan yang kuat tentang perjalanan penyakit,” kata dia lagi.
Di bidang medis, efek signifikan dari faktor psikologis pada perjalanan penyakit memang tak bisa dipungkiri.
"Lansia dan kelompok berisiko tinggi lainnya menghadapi tantangan yang lebih sulit dalam mengelola stres karena jatuh sakit dengan Covid-19, yang dapat berdampak negatif pada pemulihan."
"Itu sebabnya penting untuk mengatasi stres mereka dan mengelolanya dengan benar," kata Khattab.
Berita Ini Sudah Diterbitkan di Situs https://lifestyle.kompas.com/ dengan Judul:
Waspadai, Ketakutan dan Kecemasan Berefek Buruk bagi Kesehatan
Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:
