Virus Corona di Sumsel
Ibadah di Rumah, Muhammadiyah Sumsel Dukung Surat Edaran Tuntunan Shalat Ied dari Muhammadiyah Pusat
Di masa pandemi Virus Corona atau Covid-19 ini, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah mengeluarkan surat edaran terkait tuntunan shalat Idul Fitri.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Di masa pandemi Virus Corona atau Covid-19 ini, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah mengeluarkan surat edaran terkait tuntunan shalat Idul Fitri atau Shalat Ied.
Hal ini pula dibenarkan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumsel, Prof Dr H Romli SAg, saat dikonfirmasi Tribun melalui telepon.
"Penentuan 1 Syawal 1431 Hijriah atau Idul Fitri pada Ahad Kliwon 24 Mei 2020 mendatang," ujarnya, Senin (18/5/2020).
• Kronologi Penangkapan Pelaku Pembobolan Indomaret di Talang Kelapa, Ada Sidik Jari di CCTV
Untuk tuntunan salat Idul Fitri, pihaknya sudah menyebarkan informasi dengan memanfaatkan media sosial dan pesan berantai ke ranting ranting Muhammadiyah di Sumsel.
"Berdasarkan fatwa juga untuk menghadapi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) H+2 lebaran ini jadi tidak melaksanakan salat Idul Fitri secara berjamaah di lapangan atau di masjid, dilaksanakan di rumah saja dengan keluarga karena hukumnya juga sunah," jelasnya.
Hal itu dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 dan sebagai tindakan pencegahan agar tidak terjadi situasi yang lebih buruk.
Dirinya juga mengimbau kepada masyarakat agar disaat pandemi Covid-19 ini untuk tetap di rumah saja.
"Intinya kesadaran dalam diri, utamakan keselamatan diri dengan pelindung diri minimal kalau keluar jangan lupa bawa masker," katanya.
"Karena perpindahan Covid-19 ini paling mudah lewat mulut dan hidung. Jadi ingatkan terus itu, kalau tidak perlu banget keluar jangan keluar," ujarnya.
• Ahmad Dhani Mengaku tak Broken Heart Saat Bercerai dengan Maia Estianty, Kuncinya Sedia Cadangan
Sedangkan ibu ibu yang terpaksa belanja ke pasar apa boleh buat.
"Yang penting jangan lupa pakai masker, ibu ibu belum biasa dengan belanja online masih mau bernegosiasi," katanya.
Dikutip dari laman resmi Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah,salat Idul Fitri dikerjakan setelah matahari terbit dan berketinggian dua kali panjangnya penggalah (kurang lebih 6 meter).
Hendaknya memperbanyak membaca takbir pada malam hari raya fitrah sejak matahari terbenam sampai esok harinya ketika shalat akan dimulai.
"Allahu Akbar-Allahu Akbar-La ilaha illallah-Wallahu Akbar-Allahu Akbar-Wa lillahil hamd."
Berikut tata caranya:
1. Hendaknya menggunakan pakaian terbagus dan memakai wangi-wangian, serta makan terlebih dahulu sebelum shalat Idul Fitri.
2. Salat Idul Fitri dimulai dengan menyeru "as-shalatu jami'ah". Tanpa terlebih dahulu dikumandangkan azan maupun iqamah. Tidak ada shalat sunah sebelum shalat Id ataupun sesudahnya.
Dari Jabir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: "Saya mengikuti shalat bersama Rasulullah di suatu hari Id. Beliau memulai shalat sebelum khutbah, tanpa azan dan tanpa iqamah." (Hadis sahih, riwayat Ahmad dan an-Nasa'i).
3. Kemudian membaca takbiratul ihram (Allahu Akbar) dengan mengangkat kedua tangan hingga sejajar telinga.
4. Membaca takbir. Takbir dalam shalat Idul Fitri pada rakaat pertama sesudah takbiratul ihram dibaca sebanyak tujuh kali.
5. Sesudah takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dibaca surah Al Fatihah yang diikuti dengan surat Al-A'laa (surat No. 87), atau surat Qaaf (surat No. 50).
Sebagaimana penjelasan Nabi saw dalam hadis berikut:
Diriwayatkan dari 'Amr Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya bahwa: "Nabi SAW pada hari Id bertakbir dua belas kali: tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua, dan beliau tidak melakukan shalat sunat apa pun sebelum dan sesudahnya." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).