Virus Corona di Sumsel

Curhat Pedagang Kue Lebaran: Sepi Pembeli, Biasanya Jelang Lebaran Ramai Karena Covid-19

Momen hari raya lebaran dimanfaatkan para pedagang kue untuk menjajakan dagangannya di pasar.

Editor: Hendra Kusuma
TRIBUN SUMSEL/ RAHMAT A
Pedagang kue lebaran menjajakan dagangannya di kawasan Pasar Lawang Agung, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara, Minggu (17/5/2020). 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Rahmat Aizullah

SRIPOKU.COM, MURATARA - Biasa Momen hari raya Lebaran dimanfaatkan para pedagang kue untuk menjajakan dagangannya di pasar.

Hal tersebut merupakan kesempatan emas bagi mereka untuk mendapatkan keuntungan lebih menjelang Lebaran.

Akan tetapi di momen hari raya Idul Fitri tahun ini penjualan kue lebaran justru sepi pembeli.

Kondisi di tengah wabah Covid-19 ini memang memberikan pengaruh, padahal biasanya menjelang Lebaran pedagang kue 'panen' karena ramai pembeli.

Pantauan Tribunsumsel.com di kawasan Pasar Lawang Agung, Kecamatan Rupit, misalnya, Minggu (17/5/2020).

Sejumlah lapak pedagang kue yang menjual kue lebaran tampak sepi, hanya segelintir warga saja yang membeli.

Salah satu pedagang kue, Juairiah mengaku bahwa, penjualan kue pada Lebaran tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya.

"Iya, memang agak berbeda tahun ini, biasanya ramai, apalagi ini sudah mendekati lebaran," katanya.

Juairiah mengatakan, ia sebenarnya pedagang pakaian, namun sering memanfaatkan momen pada waktu-waktu tertentu untuk jualan kue Lebaran.

"Kalau hari biasa saya jualan pakaian, kalau mau lebaran seperti ini saya jualan kue, kalau mau buka sekolah saya jualan buku dan peralatan sekolah," katanya.

Sementara itu, pedagang kue kering lainnya, Ina juga mengakui Lebaran Idul Fitri tahun ini sepi pembeli.

Hal itu diduga dampak dari wabah Virus Corona, karena warga tidak ke pasar dan mungkin memilih membuat kue sendiri di rumah.

"Mungkin karena ada corona ini, biasanya ramai pas mau dekat lebaran ini," ujarnya.

Ada bermacam-macam jenis kue kering yang dijualnya, seperti kue bangkit, kue semprong, kue satu, emping pedas, kerupuk ikan, kacang atom, kacang bogor, dan lain-lain.

"Kalau harganya bervariasi, dari harga terendah Rp 40 ribu sampai Rp 60 ribu per kilogram," ujarnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved