Tim Diacungi Celurit Saat Hendak Evakuasi Pasien Positif Covid
Warga desa yang masih ada hubungan darah keluarga itu, menolak saat hendak dibawa ke RSUD Ogan Ilir
INDRALAYA, SRIPO -- Penolakan saat evakuasi, terjadi di salah satu desa, di Kabupaten Ogan Ilir. Dimana, keluarga pasien terkonfirmasi positif Covid-19 menolak untuk diisolasi di RSUD Kabupaten Ogan Ilir.
Warga desa yang masih ada hubungan darah keluarga itu, menolak saat hendak dibawa ke RSUD Ogan Ilir untuk mendapatkan tindakan medis.
Bahkan, mereka mengacungkan senjata tajam sejenis Arit agar keluarganya itu tidak dibawa oleh petugas kesehatan.
Sebelumnya, kasus terkonfirmasi positif di Kabupaten Ogan Ilir melonjak menjadi 26 kasus, pada Kamis (14/5/2020). Padahal sehari sebelumnya, jumlah kasus terkonfirmasi positif hanya 9 orang saja.
Kasus positif tersebut melonjak drastis usai dilakukan tracking dan tes SWAB kepada keluarga pasien terkonfirmasi positif terdahulu. Hingga didapatlah hasil positif teresbut, yang mayoritas masih merupakan keluarga pasien terdahulu tadi.
Sempat emosi hingga mengacungkan senjata tajam, akhirnya pada Jumat (15/5/2020) hanya 5 orang yang bisa dievakuasi di desa tersebut. Sisanya, dievakuasi pada waktu selanjutnya.
"Alhamdulilah, barusan 8 orang sudah kita evakuasi. Semalam (Kamis malam) baru 5, sekarang nambah lagi yang bisa dievakuasi," ujar Camat Sungai Pinang, Edi Rahmat Jumat (15/5/2020).
Edi menjelaskan, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya penolakan tersebut. Mulai dari faktor malu, hingga ketakutan jika tak mendapat perlakuan layak saat diisolasi.
"Mungkin masalah pusing bagaimana kalau rumah ditinggalkan. Kemudian keluarga, masalah malu. Makanya tadi kita terus beri pengertian," ucapnya.
Pihaknya terus memberikan pengertian secara persuasif kepada keluarga yang positif terpapar Covid-19 itu, agar mau dievakuasi. Pihaknya menjamin mereka mendapat perlakuan yang layak dan optimal agar mereka dapat sembuh dari virus tersebut.
"Mereka akan diberikan pelayanan yang baik. Pengobatan yang baik maksimal. Tapi beberapa tadi belum bersedia, mau melihat hasil SWAB. Namun beberapa keluarganya mau setelah diberi keyakinan," ungkapnya.
Ia bahkan memerintahkan kepada Perangkat Desa setempat sampai ke lingkungan RT, agar melakukan operasi senyap. Dalam artian, masyarakat sekitar untuk tidak keluar rumah dan beraktivitas seolah tidak terjadi apa-apa sehingga keluarga tadi tidak merasa malu.
"Dan Alhamdulillah, 8 orang tadi langsung masuk ke Ambulance saat mobil datang. Walaupun ada beberapa yang belum ikut, kita tetap berikan pemahaman," tegasnya.
Terlepas dari hal itu, pihaknya telah menginstruksikan agar keluarga yang ditinggalkan tadi mendapat bantuan yang layak pasca ditinggal oleh keluarga yang positif terpapar.
Sehingga yang diisolasi tidak merasa gelisah meninggalkan keluarga, dan fokus untuk penyembuhan.
"Kalau memang dievakuasi seluruhnya nanti kan mereka bisa sembuh semua saat diisolasi. Mudah-mudahan, jadi kecamatan kita bisa bebas dari virus ini," jelasnya. (mg5)