Virus Corona
Paksa Minta Pulang, Pasien Positif Corona ini Pukul Perawat, Hingga Ancam Pakai Pecahan Beling
Belakangan, N yang telah terkonfirmasi positif corona melakukan pemukulan kepada tenaga kesehatan
SRIPOKU.COM, SAMARINDA -- Sejak masih berstatus PDP, N pasien positif Covid-19 sudah sering berulah.
Karena ingin pulang, dia mendobrak pintu sampai mengancam dengan pecahan beling dari kaca jendela yang dia pecahkan.
Pihak rumah sakit akhirnya memulangkannya ke rumahnya di Jalan Pemuda Dua, Samarinda.
Namun keesokan harinya, dia kembali dibujuk untuk melakukan isolasi kembali dan dibawa ke RSUD Inche Abdul (IA) Moeis.
Belakangan, N yang telah terkonfirmasi positif corona melakukan pemukulan kepada tenaga kesehatan.
N kembali memaksa dipulangkan hingga memukul seorang perawat.
• Hijrah karena Takut Siksa Kubur, Lagi-lagi Asha Shara Ketahuan Lepas Hijab, Ngaku Lama Tak Selfie
• Sebaran Virus Corona di Sumsel Per 3 Mei 2020, 14 Kabupaten Kota di Sumsel Sudah Terpapar Covid-19
Kondisi perawat tersebut baik-baik saja.
Beruntung alat pelindung diri (APD) yang dipakai tidak sobek.
“Dia sempat pukul (kontak fisik) dengan perawat kami tadi pagi. Saya tidak mau detail cara pemukulan, tapi kondisi perawat kami tidak apa-apa,” ungkap Direktur RSUD IA Moeis, Syarifah Rahimah, saat dihubungi Kompas.com, Minggu.
Permintaan pulang itu ternyata sudah berulang kali disampaikan N kepada perawat.
"Tapi kan enggak bisa, yang bersangkutan belum sembuh," kata Syarifah.
Setelah kejadian yang berulang kali itu, pihak RS menghubungi Dinas Kesehatan Samarinda.
Akhirnya N dipindahkan ke RS Karantina di Gedung Bapelkes Kaltim, Jalan Woter Monginsidi, Samarinda.
N ditempatkan di kamar khusus bagi pasien yang tidak kooperatif.
• Palembang Tembus 105 Pasien Positif Covid-19 dari Total 185 di Sumsel, Kalidoni Terbanyak 20 Kasus
• 3 Kali Minta Restu tapi Ditolak, Ria Ricis Songong Janji Belikan Segalanya ke Pria Ini: Lo Minta Apa
"Hand over pasien N sudah selesai dari RS IA Moeis ke RS Karantina pukul 11.00 WITA tadi, sudah dipindah ke karantina," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Samarinda, Ismid Kosasih.
Agar tak kabur, jendela kamar yang ditempati pasien N dipasangi terali. Pintu kamar pasien N yang ada di RS Karantina pun digembok.
“Ada tenaga psikolog di karantina. Kalau perlu, psikiater nanti kita siapkan,” ungkap Ismid.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton | Editor : Dheri Agriesta)