Virus Corona
Sambil Menangis, Syekh Ali Jaber Ajak Bangsa Indonesia Stay at Home, Ini Perintah Nabi Muhammad
Pendakwah berdarah Arab Syekh Ali Jaber meminta agar masyarakat tidak mudik dan tetap mengikuti anjuran pemerintah
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Hingga hari ini, Senin (27/4/2020) pukul 12.00 WIB kasus terkonfirmasi positif virus corona atau corona virus disease 2019 (covid-19) di tanah air sudah mencapai angka 9.096, sembuh 1.151 dan meninggal 765.
Untuk itulah berbagai upaya terus digencarkan guna memutus mata rantai penyebaran virus corona agar tidak semakin meluas.
Di tengah wabah virus corona pemerintah meminta masyarakat tak mudik.
Hal ini dilakukan guna mencegah penularan virus corona kepada keluarga di kampung.
Salah satu pendakwah kondang berdarah Arab Syekh Ali Jaber meminta hal yang sama melalui ceramahnya belum lama ini.
• SAH, Syekh Ali Jaber Resmi Jadi WNI, Imam Masjid Nabawi Ini Mohon Doa dan Bimbingan Untuk Hal Ini!

"Ketika dia mendapatkan nikmat bagi orang mukmin selalu mensyukuri.
Ketika orang mukmin mendapatkan ujian, bala, musibah sebagaimana kita hadapi wabah ini merupakan ujian.
Dan orang mukmin menghadapinya dengan sabar.
Dan hal ini kata Rasulullah Shallahu'alaihiwasallam, tidak dimiliki kecuali orang yang beriman.
Orang mukmin yang mampu bersyukur terhadap nikmat dan mampu sabar terhadap ujian.
Covid-19 berupa ujian, kita tidak tahu apa hikmah di balik ini.
Tetapi ingat perkataan Sayyidina Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu, kita menghadapi takdir, tapi tidak boleh kita lawan takdir kecuali dengan takdir itu sendiri.
Sebagaimana ketika terjadi tha'un, wabah tha'un di zaman Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu dan beliau meminta dan memerintahkan orang yang ada di negeri As-Syam tidak boleh keluar.
Yang ada di luar negeri As-Syam tidak boleh masuk ke negeri As-Syam," ujar Syekh Ali Jaber mengawali ceramahnya.
• Syekh Ali Jaber Tantang Tiga Siswa SDIT Darussalam Palembang Mengaji di Acara Peringatan Isra Mikraj

Pendakwah kondang, Syekh Ali Jaber meminta kepada seluruh umat Islam untuk tidak pergi mudik atau pulang ke kampung halaman demi mencegahnya penularan virus corona (COVID-19).
"Tolonglah kepada seluruh jamaah jangan sampai wabah ini menular kepada kita semua. Apalagi mudik.
Saya saja orang Madinah, orangtua saya ada di sana," kata Syekh Ali Jaber dalam konferensi pers daring bertajuk 'Tausiah Menjalankan Ibadah di Bulan Ramadhan di tengah Pandemik COVID-19' di Graha BNPB, Jakarta Pusat, Selasa (21/4/2020).
"Saya sudah mengambil keputusan tahun ini tidak mudik, walau ada kesempatan saya bisa mudik. Tapi saya tidak mau," tambahnya.
Syekh Ali Jaber pun terlihat sedih saat menceritakan dirinya tak bisa pulang kampung ke Madinah.
Suaranya terdengar agak tercekat karena merasa sedih saat ingat wabah corona.
Dia pun meminta umat Islam mengikuti keputusannya tidak mudik selama wabah corona.
Keputusannya tersebut bukan karena memutus silaturahmi dengan keluarganya.
Namun ia lakukan demi keselamatan bersama karena kondisi saat ini sedang darurat akibat COVID-19.

Meski Syekh Ali Jaber memutuskan tidak pulang ke Madinah, tapi ia tetap berusaha berbakti kepada kedua orangtuanya yakni dengan memanfaatkan teknogi masa kini yakni video call.
"Orangtua kita adalah surga, surga kita di dunia. Makannya kita ingin silaturahim dengan mereka, bahkan kita tidak mau tinggalkan mereka.
Tapi kondisi yang membuat kita tidak bisa silaturahim secara fisik, tapi kita tetap dan mampu menjalin silaturahim melalui videocall, melalui jarak jauh," ucapnya.
Lebih lanjut, kata dia, mudik tahun ini menjadikan umat Islam lebih banyak di rumah, yakni untuk menjaga keluarga, menjaga kebersamaan, dan menjaga kesehatan sekitar.
"Ayo jangan mudik. Jangan pikirkan bagaimana kita bertemu dengan keluarga. Utamakan kesehatan keluarga.
Kali ini kita beribadah di rumah dan produktif, di mana rumah bisa jannati, surgaku rumahku," pesannya.
• Video: SAH, Syekh Ali Jaber Resmi Jadi WNI, Imam Masjid Nabawi Ini Mohon Doa dan Bimbingan

Pendakwah dan ulama berdarah Arab, Syekh Ali Jaber mengatakan, keadaan saat pandemi Corona ini seperti ujian.
Tapi dari ujian ini, kita bisa belajar untuk bersyukur.
Apalagi, bulan Ramadhan akan segera tiba. Tentunya, bulan suci tahun ini akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena pandemi Corona atau COVID-19, yang terjadi di Indonesia dan mewabah di dunia.
Menurutnya, COVID-19 merupakan ujian yang kita sebagai umat Islam, tidak tahu apa hikmah di balik semuanya.
Namun, kita wajib berikhtiar karena ini takdir dan setiap dari kita punya pilihan untuk mengubahnya.
"Sekarang ujian, ujian pun akan berlalu. Tapi ujian ini tak akan berlalu begitu saja dengan kita diam, tetapi harus ada ikhtiar," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Syekh Ali Jaber mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan.
Salah satunya mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik, menggunakan masker, dan menjaga jarak minimal 1 sampai 2 meter.
"Di dalam pandangan Islam itu, menjaga kesehatan wajib," ujarnya.
Sambil terisak, Syekh Ali Jaber mengaku sedih harus menjalani ibadah yang berbeda dari biasanya di tahun ini.
Tapi, ia yakin ini semua takdir Allah yang bisa diubah.
"Saya merasa sedih karena tidak bisa tarawih, saya merasa sedih dan menangis karena enggak bisa mudik.
Saya merasa terluka hati saya karena enggak bisa Jumatan," ungkap Syekh Ali Jaber.
"Tapi ini ujian wajib kita turuti, wajib kita imani, wajib kita percaya takdir Allah dan kita lawan takdir dengan takdir, jangan orang kita keras kepala," sambungnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk berdoa dengan ikhlas.
Karena inti dari ujian adalah Allah memilih siapa yang doanya ikhlas.
"Kita harus bermunajat kepada Allah karena tidak ada bala yang Allah turunkan, pasti perilaku kita dan dosa-dosa.
Bagaimana Allah angkat bala? Dengan tobat kita, permohonan kita, bermunajat kita.
Saya yakin di dalam ujian ada doa yang tulus dan ikhlas," pungkasnya.
Tak lupa, Syekh Ali Jaber mengingatkan agar kita tetap di rumah saja, demi melindungi diri sendiri dan orang lain.
Ia ingin kita bersama-sama memenangi 'perang' melawan COVID-19.
Syekh Ali Jaber juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT di bulan suci Ramadan bulan terkabul doa.
"Ya Allah ya Arhamarrohimin, berilah kepada kami kemampuan agar kami waspada, agar kami selalu mencegah diri, agar kami selalu turuti dan taati perintah agama, perintah agama Islam.
Dalam kondisi ini kita mengikuti pandangan Nabi Muhammad Shalallahu'alahiwasallam, apalagi pandangan Nabi Muhammad dan pemerintah sama menjadi satu tujuan untuk mencegah segala masyarakat kita dari segala bahaya dan penyakit.
Jadilah orang-orang yang pahlawan untuk diam di rumah, karena inilah posisi kepahlawanan kita, posisi berjuang kita, lindungi diri, lindungi orang lain, mari mainkan peran melawan COVID-19, Indonesia bisa," ujar Syekh Ali Jaber di akhir ceramahnya.