Syeh Ali Jaber: Jangan Keras Kepala

Syech Ali Jaber mengungkapkan curahan hatinya ditujukan untuk masyarakat yang masih keras kepala, tidak menaati aturan pemerintah.

Editor: Soegeng Haryadi
haibunda.com
Sambil terisak, Syech Ali Jaber mengungkapkan curahan hatinya ditujukan untuk masyarakat yang masih keras kepala, tidak menaati aturan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus Corona. 

JAKARTA, SRIPO -- Kebijakan pemerintah untuk mencegah penyebaran wabah virus corona atau Covid-19 (Coronaviruse Disease of 2019) diantaranya memberlakukan social/physical distancing, tetap di rumah, dan larangan berkerumun dan keramaian, termasuk di rumah ibadah seperti masjid dan mushala.

Menyikapi aturan pembatasan selama pandemi virus corona sejak Maret lalu, ulama Syekh Ali Jaber mengaku tak dapat menyembunyikan kesedihannya. Umat Islam tak bisa beribadah secara jemaah di masjid-masjid. Bukan hanya di Indonesia, ia juga tak bisa pulang kampung ke Arab Saudi dalam menyambut bulan suci Ramadan.

Sambil terisak, Syech Ali jaber mengungkapkan curahan hatinya ditujukan untuk masyarakat yang masih keras kepala, tidak menaati aturan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Video: SAH, Syekh Ali Jaber Resmi Jadi WNI, Imam Masjid Nabawi Ini Mohon Doa dan Bimbingan

Mengenal Sosok Syekh Ali Jaber, Pendakwah dari Madinah Hafal Al Quran Sejak Usia 13 Tahun

“Saya merasa sedih karena tidak bisa salat tarawih, saya menangis karena tidak bisa mudik. Saya merasa terluka hati saya karena tidak bisa Jumatan,” kata ulama berkewarga-negaraan Arab Saudi ini di Graha BNPB di Jakarta Timur, Selasa (21/4).

Sambil menyeka air mata, ulama kelahiran Madinah (Arab Saudi) 44 tahun lalu itu, meminta umat Islam tetap patuh beribadah dari rumah. Ia meyakini, virus corona bisa dihadapi apabila masyarakat mau berikhtiar.

Dikatakan, pembatasan beribadah ini merupakan ujian dari Allah SWT dan tetap harus dijalani seluruh umat muslim selama masa pandemi Covid-19. “Ini ujian-ujian yang wajib kita turuti, wajib kita imani, wajib kita percaya takdir Allah. Dan kita lawan takdir dengan takdir, jangan kita keras kepala,” kata Syekh Ali.

Syekh Ali Jaber mengatakan, beribadah di rumah tak akan memengaruhi kesempurnaan dari ibadah itu sendiri. “Kita terus bermunajat kepada Allah Subhanahu Wata’ala memang kita tidak bisa bermunajat di masjid tapi barangkali munajat kita yang tulus dan ikhlas di rumah masing-masing pasti akan Allah ijabah dan akan Allah mengangkat bala,” ujar Syekh Ali Jaber.

Tak hanya menjelaskan kesempurnaan ibadah di rumah, dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, Syekh Ali turut menyebutkan makna positif di balik situasi ini. Selain menjadi sarana introspeksi diri, imbauan diam di rumah, dapat dipandang sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi dalam keluarga.

“Jemaah sekalian, jangan kita panik dan takut, diam di rumah ini solusi yang tepat untuk kondisi sekarang. Beraktivitas di rumah, apa lagi bulan suci Ramadhan sungguh nikmat. Kita bisa menjadikan nikmat bagi kita beribadah di rumah, lebih dekat dengan keluarga. Mungkin selama ini, banyak orang yang beraktivitas di luar rumah, bahkan buka puasa bersama atau sahur bersama keluarganya,” katanya.

Dalam menghadapi cobaan ini, ia menyarankan (khususnya) umat muslim untuk tetap bermunajat kepada kepada Allah SWT. Musibah yang saat ini terjadi diturunkan Allah SWT, dan tak lain dikarenakan sifat dan perilaku dari manusia itu sendiri.

“Kita harus bermunajat kepada Allah, karena tidak ada bala yang Allah turunkan pasti berlaku perilaku kita dan dosa-dosa kita. Dan bagaimana Allah angkat bala dengan taubat kita, permohonan kita, bermunajat kita kepada Allah Subhanahu Wata’ala,” ungkapnya.

"Ini kesempatan menjadi hamba yang ikhlas untuk mengantarkan negeri kita Indonesia. Kita ingat, ternyata selama ini banyak nikmat yang kita dapat, tapi kita belum mampu mensyukurinya,” katanya. (tribun network/fah/dod)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved