CERITA Ucapan Bu Tien Sebelum Wafat Ini Jadi Bukti Kekuasaan Soeharto Bakal Berakhir, tak Dipercaya!
Mien Sugandhi menyampaikan pesan itu kepada orang yang dimaksud, tetapi orang itu tak percaya. April 1996 Ny. Tien benar-benar pergi untuk selama-lam
Penulis: fadhila rahma | Editor: Welly Hadinata
Slogan Soeharto sederhana, cukup pangan, cukup papan, cukup sandang, cukup lapangan pekerjaan dan pendidikan.
5. Penyamaran fenomenal bikin pejabat daerah kalang kabut
Soeharto sering keliling daerah terpencil untuk melihat hasil pembangunan. Tak jarang aksi ini bikin para pejabat seperti menteri ataupun pejabat daerah tak berkutik kalau hanya sekedar menceritakan hasil yang manis. Lantaran Soeharto langsung ke bawah untuk membuktikannya.
Saat berkeliling Soeharto hanya ditemani ajudan atau satu dua pengawal dan dokter pribadi kata Tri Sutrisno masih dari buku tadi.
"Pak Harto selalu melakukan Incognito, Pak Harto selalu berpesan tidak boleh ada satupun yang tahu kalau Pak Harto mau melakukan incognito" kata Tri.
Apa yang dilakukan Soeharto bikin pejabat daerah kalang kabut karena benar-benar tak tahu.
Wajah pucat dan bikin keringat dingin mengucur deras karena Soeharto membuktikan sendiri hasil pembangunan atau kemungkinan-kemungkinan bila terjadi penyimpangan.
6. Tidur di rumah penduduk
Dalam blusukannya Soeharto tak pernah tidur di hotel. Ia memilih tidur di rumah penduduk atau tidur di rumah kepala desa.
Soeharto lalu berbincang tanpa perantara dan mencatat.
Daerah mana yang berhasil dan daerah mana yang perlu ditingkatkan.
7. Limbah kotor Teluk Jakarta
Presiden Soeharto pernah mengajak Emil Salim dan menunjukkan Teluk Jakarta. Ia memperlihatkan bagaimana limbah mengotori teluk Jakarta bahkan daerah lain.
Soeharto mencontohkan dulu bisa mencuci kerbau sampai bersih kini sudah tak bisa.
Ia menunjukkan teluk tersebut dan mengatakan kalau teluk tersebut sudah dibangun 10 tahun lalu, bisa dibayangkan 20 tahun nanti bagaimana kondisinya.
Soeharto lalu bertanya pada Emil apakah ia bisa membantunya memperbaiki kondisi tersebut.
Ternyata itu permintaan Soeharto pada Emil agar bersedia menjadi Menetri Lingkungan Hidup.
8. Mencatat di punggung ajudan dan pantang menyerah
Soeharto yang gemar blusukan untuk pastikan pembangunan apakah berjalan sesaui rencana atau tidak membuatnya harus melakukan pencatatan secara detail.
Ia bahkan mencatat segala informasi dengan menggunakan punggung ajudannya bila tak ada meja yang bisa digunakan.
Soeharto di awal kekuasaan rajin melakukan blusukan, hal ini seperti yang dicatat pada 'Otobiografi Seoharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan.'
"Tentu saja saya pun kadang-kadang merasa capek, karena hilir mudik dari sana ke mari lewat daratan, terbang dari satu tempat ke tempat lainnya untuk memulai dengan pembangunan yang baru dan mengontrol pembangunan yang sedang berjalan, dan lelah pula karena memeras otak."
"Tetapi saya tidak boleh mengeluh, apalagi menyerah. Pembangunan adalah perjuangan yang sengit," kata Soeharto melalui buku tersebut.