Virus Corona di Sumsel
Banyak Kerumunan Peziarah di Pemakaman, Ketua MUI : Cukup Doakan Dari Rumah Saja
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kota Palembang, Saim Marhadan, buka suara terkait banyaknya kerumunan warga yang datang untuk berziarah ke makam.
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Yandi Triansyah
Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kota Palembang, Saim Marhadan, buka suara terkait banyaknya kerumunan warga yang datang untuk berziarah ke makam.
Menurut Saim, warga yang akan berziarah sebaiknya ditunda dulu dan digantikan dengan mengirim doa dari rumah.
"Sebaiknya jangan dulu berziarah. Cukup berdoa di rumah. Kalau kondisi sudah baik baru silahkan, lagi pula ziarah itu bisa dilakukan kapan pun bukan hanya saat jelang Ramadan," ungkap Saim, Senin (20/4/2020).
Saim menjelaskan, hukum berziarah sunnah sehingga tidak berdosa jika tidak dilakukan.
Menurut dia, perintah wajib seperti salat Jumat dan lainnya kini dianjurkan dari rumah saja.
• Seorang Warga Jambi yang Sedang Dirawat di RSMH Palembang Ditemukan Gantung Diri, Diduga Depresi
• Status Zona Merah, tak Menghalangi Antusias Warga Palembang Ziarah ke Makam, Begini Komentar Warga
Apalagi ziarah kubur yang merupakan tradisi dan sunnah sebaiknya dilakukan di rumah saja.
Kendati saat ini kota Palembang telah ditetapkan sebagai daerah zona merah virus corona atau Covid-19.
Namun tak menyurutkan antusias wong kito untuk melakukan ziarah kubur jelang bulan suci Ramadan tahun 2020.
Dari pantauan Sripoku.com, Senin (20/4/2020) beberapa Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Palembang seperti Puncak Sekuning, Telaga Swidak dan Kamboja masih cukup ramai didatangi oleh para peziarah.
Dengan membawa kembang untuk nyekar dan air, baik para laki-laki ataupun perempuan tampak antusias mendatangi kuburan untuk melakukan ziarah kubur.
Meski cukup ramai, namun arus lau lintas di sejumlah TPU masih ramai lancar berbeda dengan ziarah kubur tahun sebelumnya yang disesaki peziarah.
Asyifa, salah seorang peziarah di TPU Puncak Sekuning Palembang mengaku nyekar ke makam keluarganya menjadi tradisi rutin ia bersama keluarga jelang Ramadan.
Selain mendoakan keluarga yang telah meninggal, saat berziarah ia juga kerap membersihkan makam keluarganya yang sering dipenuhi rumput liar.
"Bukannya kurang kesadaran untuk menghindari corona, tetapi bagaimana ini sudah jadi tradisi. Apalagi berapa hari lagi akan masuk bulan puasa," katanya.
• Virus Corona Belum Selesai, Pasca 9 Tahun Flu Burung Kembali Muncul di Bondowoso, Puluhan Ayam Mati
• Kartu Prakerja Gelombang Kedua Dibuka Hari Ini, Kesulitan Mendaftar Hubungi Customer Service