Virus Corona di Sumsel

Satu Dokter dan Satu Bayi Berusia 4 Bulan di Muaraenim Positif Corona, Tertular Impor dari Keluarga

secara resmi Jubir Gugus Tugas Covid 19 Muaraenim yang membenarkan jika ada dua orang dari hasil tes swab positif Covid 19.

Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Welly Hadinata
Ist/iStockphoto
Ilustrasi Covid-19 

Laporan wartawan Sripoku.com, Ardani Zuhri

SRIPOKU.COM, MUARAENIM -- Setelah sempat simpang siurnya informasi dan membuat warga Muaraenim Sumsek dan karyawan RSUD dr HM Rabain Muaraenim resah, akhirnya terjawab sudah setelah secara resmi Jubir Gugus Tugas Covid 19 Muaraenim yang membenarkan jika ada dua orang dari hasil tes swab positif Covid 19.

"Kami mohon maaf yang sebesar- besarnya atas keterlambatan dan info covid ini karena untuk memastikan suatu kasus harus dilengkapi bukti yang lengkap dan akurat sehingga tidak hoax," kata Jubir Gugus Tugas Covid 19 Muaraenim Panca Surya Diharta, Minggu (18/4/2020).

Menurut Panca, sehubungan dengan salah satu tenaga medis di rumah sakit HM Rabain Muaraenim yang berdasarkan hasil tes swab BBLK Palembang positif Covid 19, ternyata yang bersangkutan tranmisi import tertular dari keluarga di Palembang karena yang bersangkutan memang berdomisili di Palembang.

Untuk itu, seluruh yang pernah kontak langsung dengannya akan dilakukan rapid tes, dan yang hasilnya positif akan dilanjutkan dengan tes swab di BBLK Palembang.

Dan kepada tenaga medis yang pernah kontak langsung untuk tetap menjaga kesehatan dan menyampaikan kondisi tubuh kepada medis serta mengisolasi diri.

Mengenai, informasi ada bayi berumur empat bulan yang berasal dari Niru kabupaten Muaraenim yang juga terpapar Covid 19, saat ini sedang dilakukan tracking bagaimana terpaparnya bayi tersebut, hal ini untuk mengetahui tranmisi penyebarannya apakah impor atau lokal.

Sebab sebagai daerah yang bersebelahan dengan daerah zona Merah, kita harus lebih extra hati-hati dan mengikuti protokol kesehatan serta senantiasa menyampaikan bahwa pandemi ini harus lebih serius kita hadapi dan tidak menyepelekan anjuran pemerintah agar dapat memutus rantai penyebaran. Dan saat ini, keduanya dirawat dan diisolasi di RSMH Palembang.

Dikatakan Panca, menyikapi hasil positif swab tersebut untuk dokter internship di RSUD Rabain, pihaknya merekomendasikan tujuh langkah-langkah yakni melakukan pendataan OTG yaitu siapa saja orang di lingkungan RSUD Muaraenim yang pernah melakukan kontak erat dalam 14 hari terakhir seperti pernah bersentuhan misalnya berjabat tangan, berbicara dengan jarak sekitar satu meter dan lain-lain.

Untuk pengumpulan data OTG ini, akan dikumpulkan oleh Koordinator UGD dr Ulil, Koordinator dokter internship dan  Koordinator SMF yang menjadi tempat magang internship yang bersangkutan seperti sal bagian penyakit dalam dan OBG. Untuk Koordinator Keperawatan, silakan ditunjuk.

"Hasil pendataan tersebut nanti akan diserahkan ke Kabid Yanmed. Nanti, Kabid Yanmed mengatur dan, dan agar juga diberikan ke dinkes untuk administrasi penyelidikan epidemiologi (PE)," kata Panca yang juga menjabat sebagai staf ahli Kemasyarakatan dan SDM Pemkab Muaraenim ini.

Kemudian lanjut Panca, pihak RSUD untuk menerbitkan daftar nama karyawan RSUD Muaraenim untuk dilakukan tindakan karantina.

Untuk karantina bisa dilakukan di rumah (isolasi mandiri) pada OTG yang tidak ada gejala dengan syarat kondisi rumah tempat tinggal memungkinkan untuk isolasi seperti karantina di Islamic Center bagi OTG yang kondisi tempat tinggalnya tidak memungkinkan utk isolasi.

Bila islamic center belum siap, diusulkan Rumah Sakit untuk menyediakan tempat bagi karyawan RS sendiri untuk isolasi.  Bila diantara daftar kontak erat tersebut ada yang disertai gejala demam dan/atau gangguan pernafasan (batuk, sesak, sakit tenggorokan) maka statusnya akan meninngkat menjadi ODP atau PDP ringan.

Untuk pasien ODP/PDP ringan dari karyawan RS yang rumahnya tidak memenuhi syarat isolasi, diusulkan untuk diisolasi di ruang paviliun lantai 2 RSUD Muaraenim. Pada setiap ODP dan PDP ringan dilakukan tatalaksana medis sesuai kondisi klinis masing-masing.

Bagi PDP sedang dan PDP berat dirawat di ruang isolasi covid 19 (eks ruang isolasi TB) RSUD Muaraenim serta untuk dilakukan pemeriksaan rapid tes pada semua orang yang masuk dalam daftar karantina.

"Jadi yang urgen untuk dilakukan adalah karantina dulu, baru kemudian rapid tes. Karena hasil rapid tes negatif belum jaminan bahwa OTG yang bersangkutan tidak menularkan," ujarnya.

Untuk jadwal pemeriksaan rapid tes, lanjut Panca akan dilaksanakan sesuai kesiapan bagian Laboratorium dan ketersediaan alatnya. Untuk pengambilan darah sampel rapid tes dilakukan di box pemeriksaan di ruang isolasi covid 19 oleh analis lab dengan APD lengkap, dan jangan sekali-kali melakukan pengambilan sampel covid di ruang laboratorium.

Dan karyawan RSUD Muaraenim yang berstatus ODP/PDP Ringan atau OTG dengan hasil rapid tes positif, ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab dan sample dikirimkan ke BBLK Palembang. Untuk jadwal pelaksanaan swab di RSUD Muaraenim akan dikoordinasikan dahulu dengan BBLK Palembang, mengingat adanya kabar bahwa reagen pemeriksaan PCR sedang habis, bahkan saat ini masih ada antrian pemeriksaan PCR di BBLK sekitar 300 sampel.

Kemudian, prioritas berikutnya adalah pemeriksaan rapid tes setelah semua karyawan yang dikarantina sudah diperiksa, adalah pemeriksaan terhadap setiap karyawan yang tidak kontak erat tapi berpotensi tertular melalui lingkungan yang pernah disentuh dokter internship tersebut seperti setiap orang yang pernah berada dalam satu ruangan dengan yang bersangkutan sekitar satu jam bagi karyawan RSUD Muaraenim seperti seluruh karyawan, perawat, dan dokter di UGD, di poli penyakit dalam, OBG dan lain-lain yang dianggap perlu.

Bila dalam rapid tes tersebut epositif maka karyawan yang bersangkutan masuk daftar karantina, dan dijadwalkan pemeriksaan swab.

Prioritas berikutnya adalah melakukan rapid tes secara massal bagi karyawan RSUD Muaraenim yang lain sebagai skrining umum bila ada yang terjaring positif masuk daftar karantina dan dijadwalkan pemeriksaan swab.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved