Virus Corona di Sumsel

Ada 13.369 KK Petani Karet di Prabumulih,Pabrik Palembang Diminta tidak Tolak Karet dari Prabumulih

Ketua Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel Alex K Eddy mengaku sudah memberikan penjelasan manajemen perusahaan di Palembang untuk

Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM/REIGAN RIANGGA
ilustrasi karet 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Ketua Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel Alex K Eddy mengaku sudah memberikan penjelasan manajemen perusahaan di Palembang untuk tidak menolak karet berasal dari Prabumulih.

Kebijakan menolak karet dari Prabumulih  kata dia, bisa berdampak negatif.

Sebab kata Alex, Prabumulih merupakan salah satu sentra penghasil karet, di mana terdapat 13.369 kepala keluarga (KK) yang mengandalkan komoditas itu sebagai mata pencariannya.

Produksi karet Prabumulih mencapai 19.120 hektare dengan total produksi sebanyak 11.787 ton karet kering.

Dampak Corona,8 Hotel di Sumsel Tutup, dari Hotel Bintang 4 Hingga Bintang 2,400 Karyawan Dirumahkan

 

Awalnya Akrab Hingga Video Call Sambil Bugil, Foto Syur Ibu Muda ini Disebar & Diperas Kekasihnya

Namun ia memang mengakui ada salah satu perusahaan karet di Palembang menolak suplai karet dari Prabumulih.

Penolakan ini dilakukan karena khawatir karet tersebut juga terkontaminasi virus Corona karena Prabumulih ditetapkan sebagai daerah zona merah penyebaran virus corona (COVID-19).

"Iya manajemen perusahaan membuat kebijakan dan membuat selebaran tidak menerima karet dari Prabumulih karena khawatir corona," ujar Alex, Selasa (7/4/2020).

Petani sulit menjual karet padahal mereka juga butuh uang untuk makan.

Dia memastikan perusahan karet lainya tidak memberlakukan kebijakan menolak karet dari Prabumulih dan petani bisa menjual ke perusahaan lainnya.

Alex mengimbau pada semua anggota asosiasi agar lebih meningkatkan kewaspadaan dan kebersihan diri juga lingkungan untuk mengantisipasi penyebaran Corona.

Setiap mobil yang masuk baik mobil pribadi atau mobil truk pengangkut karet harus disemprot disinfektan agar streril.

Petani dan pekerjaan diwajibkan menggunakan masker, menjaga jarak, dan rutin mencuci tangan setelah berkaktivitas.

Takut Terinfeksi Virus Corona, Ada Perusahaan Karet di Palembang Tolak Karet dari Prabumulih

 

Ada Janin Bersama Jenazah Perempuan di Muhajirin VI, Dokter Forensik Duga Mahasiswi Lakukan Aborsi

Meksi sudah memberi imbuan pada manajemen perusahaan tersebut agar tidak menolak karet Prabumulih.

Namun Alex belum memastikan apakah perusahaan itu sudah kembali menerima karet yang dijual dari petani di Prabumulih atau belum.

Dia juga meminta agar dinas terkait atau pemerintah Prabumulih membuatkan posko khusus dan melengkapi surat keterangan sehat juga steril bagi petani atau siapa saja yang keluar dari Prabumulih.

Hal ini untuk memastikan bahwa orang tersebut sehat sehingga tidak kekhwatiran dan praduga buruk.

"Kejadian ini menjadi pelajaran, petani ingin tetap produktif tapi kita juga yang berhubungan langsung khawatir karena kontak dengan orang dari zona merah sehingga timbul ketidaknyamanan, kalau dibekali surat keterangan sehat akan lebih baik sama-sama tidak khawatir," ujarnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved