Berita PALI
Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 PALI Dirikan Posko Monitor Keluar Masuk OTG dan ODP di Desa
Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) mendirikan posko hingga ke tingkat desa-desa.
Penulis: Reigan Riangga | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, PALI - Memutus mata rantai penyebaran Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19, maka Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) mendirikan posko pemantauan virus Corona hingga ke tingkat desa-desa, Jumat (3/4/2020).
Bahkan pendirian posko di desa-desa itu sudah ada imbauan dan edaran dari Bupati PALI, sehingga setiap desa yang ada di wilayah Bumi Serapat Serasan wajib mendirikan posko Pemantauan Virus Corona.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten PALI, Junaidi Anuar, didalam posko terpadu tingkat desa ini berisikan anggota Linmas, Sat Pol PP, perangkat desa, perangkat kecamatan, puskemas dan pustu.
Dijelaskannya, posko tersebut bertujuan untuk mengawasi dan memonitor Orang Tanpa Gejala (OTG) serta Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang ada di desa-desa.
Hal ini lantaran banyak warga yang telah pulang ke PALI, bahkan dari daerah Pandemi Corona.
• Minimalisir Penyebaran Covid-19, Klaim Jaminan BP Jamsostek Lewat Online dan Tanpa Kontak Fisik
• Bertambah 1 Warganya Positif Corona, Palembang Belum Masuk Zona Merah Covid-19, ini Alasannya
• 1 Pasien Positif Corona Asal Palembang, Perempuan Berusia 52 Tahun, Ada Hubungannya dengan Pasien 01
"Petugas di posko desa juga harus memastikan OTG dan ODP mengisolasi diri selama 14 hari. Selain itu mendata warga yang masuk ke desa mereka dan belum terdata," ungkap Junaidi, Jumat.
Selain itu, lanjut dia, petugas posko juga melakukan penyemprotan di tempat-tempat umum terutama di rumah ODP dan melakukan sosialisasi.
"Sejauh ini baru Desa Pandan yang melaporkan ada 30 orang warga yang baru pulang dari Tangerang. Dan masing-masing warga itu juga sudah dibawa kades ke posko pantau di Desa Sedupi," jelasnya.
Dari itu, dirinya berharap, desa-desa lain bisa melakukan hal serupa seperti di Desa Pandan dan masyarakat harus jujur mengenai riwayat perjalanannya.
"Yang jadi persoalan itu sekarang ini masyarakat kurang jujur datang dari mana, padahal itu bisa membahayakan semua orang. Jadi kita berharap masyarakat bisa jujur dan berpartisipasi aktif datang dari mana," katanya.(cr2)