Berita Palembang
Wabah Virus Corona, Peringatan Hari Bumi Talang Tuwo di Palembang Digelar Tertutup
Setiap tanggal 23 Maret diperingati sebagai Hari Bumi, selain tanggal 22 April yang selama ini dijadikan Hari Bumi oleh sejumlah negara di dunia.
Penulis: maya citra rosa | Editor: Yandi Triansyah
Doa ini akan dipimpin Dr. Husni Tamrin, sebagai Ketua Yayasan Malaya.
Harapannya Tuhan membukakan hati dan pikiran setiap manusia untuk menghentikan berbagai perilaku tamak dan sombongnya, yang tercermin dari rusaknya berbagai bentang alam di Bumi, gunung hingga laut.
Manusia diharapkan kembali menata Bumi menjadi sehat.
Berbagai penyakit serta wabah virus yang menyerang umat manusia di awal abad 21 ini, SARS, Flu Burung, Flu Babi, MERS, Ebola, Cacar Monyet dan Corona, Teater Potlot menyakini karena perubahan bentang alam di Bumi, yang ditandai perubahan iklim global.
Pada akhirnya, atas izin Tuhan, umat manusia pun terbebas dan tersembuhkan dari berbagai penyakit, seperti virus Corona, bersama Bumi yang juga tersembuhkan.
Novel Cekap
Setelah Doa untuk Bumi juga diluncurkan novel Cekap karya T. Wijaya. Novel Cekap merupakan novel keempat T. Wijaya setelah Juaro [2005], Buntung [2007], Cagak [2012].
Novel ini menceritakan persoalan ekologi yang bersetting Sumatera Selatan.
Ketamakan [cekap] atas lahan atau tanah yang mengatasnamakan kemakmuran dan kesejahteraan telah menimbulkan berbagai konflik, yang berujung pada persoalan politik, sosial, dan budaya.
Sikap tamak bukan hanya ada pada pelaku usaha, politisi, pejabat pemerintah, termasuk juga para aktifis HAM. Pada akhirnya sikap tamak ini melahirkan kehancuran bagi manusia dan Bumi.
Area lampiran