Wawancara Eksklusif
Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Guru Besar UI: Belum ada Uji Klinis dari WHO
Kalau Chloroquine itu memang obat malaria. Avigan, saya sebagai dokter saja tidak pernah tahu ada obat itu
Presiden Jokowi mengatakan Avigan dan Chloroquine bisa menyembuhkan virus corona?
Bahwa itu belum ada uji klinis dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Apakah itu obat efektif atau tidak, itu satu. Kemudian kedua kalau pun juga masyarakat tahu obat itu, bukan berarti untuk digunakan secara sembrono oleh masyarakat.
Itu harus dengan resep dokter. Apalagi sekarang untuk membuat diagnosis itu harus konfirmasi dulu dan itu tidak cepat. Tidak mudah, mesti ada proses juga. Jadi menurut saya, prinsipnya begini, mengenai obat itu sekedar informasi saja. Bukan berarti masyarakat menjadi panik. Ini sekedar informasi saja, sekarang ini masyarakat pada beli dan menimbun chloroquine, dan mencari yang namanya Avigan.
Jadi maksud saya ini nanti akhirnya banyak Avigan bodong beredar di masyarakat, di online-online, padahal itu bukan. Jadi menurut saya terpenting adalah masyarakat tidak usah panik, tidak usah artinya melakukan hal-hal yang justru berbahaya.
Bagaimana mana nanti kalau ada yang pilek-pilek dan langsung beli obat itu? Bahaya, justru nanti dia akan kebal terhadap virus itu kalau tanpa surat dokter.
Menurut dokter dengan Jokowi menyebut nama obat untuk Corona itu dampaknya akan langsung ke market?
Masyarakat seharusnya ditenangkan terlebih dulu. Ini sekedar informasi bukan berarti masyarakat harus mengikuti. Saya juga tidak tahu kok Pak Jokowi ngomong begitu, lebih baik menganjurkan masyarakat untuk konsumsi jambu biji. Itu lebih bagus.
Masyarakat harusnya lebih kritis, kalau misal Pak Jokowi memberi pernyataan demikian. Karena intinya adalah bahwa urusan obat itu urusan dokter, bukan urusan masyarakat. Pertama yang jadi masalah itu kalau nanti masyarakat memborong Avigan dan Chloroquine di apotek. Avigan di toko online sudah Rp 500 ribu
Itu yang saya bilang tadi. Artinya apa? mungkin Pak Presiden menyampaikan bahwa obat ini bisa menyembuhkan, dan dampaknya barang itu langsung habis di pasaran karena banyak masyarakat yang menimbun barang itu dampaknya.
Jadi sekali lagi di kalangan masyarakat mesti tenang terlebih dulu. Hati-hati beli obat online, salah-salah itu obat jadi racun kalau tidak pakai anjuran dokter. Presiden menyampaikan hal itu, tapi pada kenyataannya, kalau obat itu dikonsumsi tanpa rekomendasi dokter, justru berbahaya. Saya sendiri tidak tahu Pak Presiden pakai rekomendasi siapa obat itu bisa sembuhkan corona.
Sebenarnya Avigan dan Chloroquine itu obat apa?
Kalau Chloroquine itu memang obat malaria. Avigan, saya sebagai dokter saja tidak pernah tahu ada obat itu. Dalam arti kata obat itu belum ada dan belum beredar di Indonesia.
Sebenarnya apa khasiat dari Avigan itu sendiri?
Saya bilang saya sebagai dokter saja tidak tahu khasiat Avigan itu. Corona ini penyakit masih baru, uji coba juga belum jelas. Jadi ini artinya kembali lagi mungkin mesti ditenangkan, masyarakat tidak usah panik. Kalau memang ini obat nantinya benar efektif, karena ini obat program, itu obatnya harus gratis dari pemerintah. Tapi menurut saya sekali lagi itu harus ada rekomendasi WHO.
Saya tidak tahu ini beliau (Jokowi) dapat masukan dari mana. Karena prinsipnya kita dalam rangka menanggulangi corona menggunakan obat ini kita harus mempelajari bagaimana ketentuan-ketentuan segala macam. Saya juga baru dengar Avigan ini dari pernyataan Pak Presiden. Kalau begitu yang memberi masukan kepada beliau siapa itu.
Sebenarnya apa kesamaan antara virus corona dan malaria sampai pemerintah memilih Chloroquine?
Corona dan malaria tidak ada hubungannya. Tidak ada samanya sama sekali. Tidak ada hubungannya. Malaria itu parasit yang ditularkan melalui nyamuk. Menyerang sel darah merah. Kalau virus ini virus menyerang paru-paru, tidak ada hubungannya sama sekali.
Tetapi tadi, di dalam riset yang dilakukan kok kayaknya kombinasi obat malaria ada efeknya pada virus corona. Jadi saya sudah menyampaikan juga di badan POM, tapi belum ada perubahan obat malaria menjadi obat corona.
Sebagai seorang dokter yang telah mempelajari Corona, apakah penggunaan dua obat ini bisa efektif menyembuhkan Corona?
Saya bilang ini mesti dibuktikan dulu melalui catatan klinis. Saya belum bisa bilang apa-apa karena ini belum ada bukti klinis. Mesti saya sebutkan begini, bahwa kita ada yang namanya kedokteran presisi. Maksudnya apa? obat itu bisa cocok dengan orang luar belum tentu cocok untuk orang Melayu. Kira-kira begitu. Oleh karena itu memang perlu riset dulu apakah obat itu cocok tidak untuk orang Melayu. Itu selalu saya ingatkan.
Saya sebagai seorang dokter klinis, bahwa kita ini berada di dunia kedokteran presisi. Bahwa masing-masing orang itu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda masing-masing ras gitu. Jadi belum tentu obat yang cocok untuk orang luar, bisa cocok untuk orang Melayu.
Oleh karena itu, sebelum dibuktikan bahwa obat itu cocok untuk orang Indonesia, saya belum bisa menjawab apakah itu efektif atau tidak. Tapi kalau itu sudah dicoba secara klinis, saya usulkan untuk uji trial.
Boleh pakai Avigan dan Chloroquine, cocok atau tidak sama orang Indonesia, baik atau tidak. Ini harus diperingatkan. Jangan sampai penggunaan obat ini justru berdampak lain bagi orang Melayu. Avigan saja belum masuk ke Indonesia. (tribun network/genik)