Akibat Virus Corona Klub dan Pemain Merugi jika Kompetisi Tak Segera Dilanjutkan, Berikut Faktanya
Akibat Virus Corona Klub dan Pemain Merugi jika Kompetisi Tak Segera Dilanjutkan, Berikut Faktanya
Klub dan Pemain Merugi jika Kompetisi Mengalami Penundaan, Berikut Faktanya
SRIPOKU.COM -- Klub dan pemain akan merasakan dampak finansial cukup besar jika kompetisi terus dihentikan akibat pandemi Virus Corona.
Pandemi Virus Corona telah membuat kacau tatanan kompetisi sepak bola di Eropa.
Banyak liga yang terpaksa dihentikan sementara untuk menekan risiko penularan Virus Corona.
Federasi Sepak bola Eropa (UEFA) juga telah memutuskan menunda Euro 2020 satu tahun ke depan atau 2021 agar liga-liga domestik bisa tuntas musim ini.
Namun, penundaan kompetisi di tengah kondisi seperti ini bukan satu-satunya solusi terbaik.
Menurut salah satu petinggi Asosiasi Pesepak Bola Profesional Dunia (FIFPro), Bobby Barnes, penundaan kompetisi bisa menyebabkan banyak kerugian bagi klub dan pemain.
Terlebih, pandemi Virus Corona semakin tak terbendung penyebarannya dan bisa jadi musim ini dihentikan secara permanen.
Jika itu terjadi, maka pemain dan klub terancam kesulitan finansial.
"Sekitar 65 persen mengakui bahwa klub dan pemain akan berada tekanan finansial jika kompetisi tak dilanjutkan," ujarnya, seperti dilansir dari Mirror, Kamis (19/3/2020).
• 269 Atlet NPC Dipulangkan ke Daerah Masing-masing, Dampak Virus Corona
• Hari Kelima Isolasi Mandiri Ini Update Kondisi Tim All England
• Penundaan Liga Inggris Diperpanjang Hingga 31 April, Ini Peyebabnya
"Idealnya, kita harus mencari cara agar setiap kompetisi dilanjutkan hingga akhir, baik untuk alasan maupun kompetisi," Barnes menambahkan.
Pernyataan Barnes ada benarnya. Menurut beberapa sumber, beberapa liga top Eropa akan merugi hingga triliunan rupiah jika kompetisi tetap berhenti.
Hal tersebut juga bisa berdampak terhadap kesehatan keuangan klub-klub peserta dan para pemain di klub-klub tersebut.
Menurut laporan dari Daily Mail, kerugian terbesar berasal dari penjualan tiket dan hak siar.
Premier League misalnya. Kompetisi kasta teratas Liga Inggris itu diaporkan bakal merugi hingga 800 juta pounds (sekitar Rp 14 triliun).