Tiga Hari ke Negeri Jiran, Warga Empatlawang Pulang Batuk Plus Demam
Sejauh ini di Sumsel sudah ada tiga orang yang masuk daftar pasien dalam pengawasan (PDP).
PALEMBANG, SRIPO -- Dua orang yang mengalami gejala demam tinggi dirujuk ke RSMH Palembang. Satu pasien berasal dari Lubuklinggau dan satu lagi dari Empatlawang. Pasien pertama merupakan santri yang baru pulang dari Jakarta, sedangkan pasien kedua memiliki riwayat perjalanan ke Malaysia. Ia tiga hari berada di Malaysia bersama kedua rekannya.
Bupati Empat Lawang, H Joncik Muhammad kepada awak media, Selasa (17/3/2020) sekira pukul 21.00, mengatakan satu pasien sebelumnya memiliki riwayat perjalanan ke Malaysia, bersama dua rekannya, namun dua orang rekannya itu saat ini belum menunjukan adanya gejala.
Pasien berangkat ke Malaysia pada 10 Maret, lalu pulang ke Empat Lawang pada 13 Maret. Pada 16 Maret siang, ia memeriksakan dirinya ke salah satu Puskesmas di Empat Lawang menunjukan gejala seperti batuk, pilek, tenggorokan sakit, dan suhu tubuh diatas 38 derajat.
Pemerintah Kabupaten Empat Lawang sudah melakukan rapat dan segera akan merujuknya ke RSMH Palembang.
Dilanjutkan Joncik pihaknya juga menyiapkan langkah - langkah antisipasi jangan sampai menyebar, pertama dengan lokalisir dan mengisolasi pasien. Termasuk dua temannya walaupun belum ada gejalanya namun segera diisolasi ke rumah sakit. Juga mendata warga yang sudah kontak atau keluarganya jika ada tanda tanda atau gejala untuk segera dibawa ke rumah sakit.
Kedua memberikan sosialisasi ke masyarakat bagaimana cara menghindari dan agar tidak terkena virus Corona dengan peran Dinkes dan Rumah Sakit Umum di Empat LawangSelanjutnya bupati menginstruksikan sementara larangan Dinas Luar bagi pegawai, meliburkan pelajar Paud/TK, SD dan SMP Negeri / swasta sejak (17/3/2020) sampai dengan ( 1/4/2020) mendatang. (cr27)
Sementara itu, seorang santri dari Lubuklinggau, dibawa ke RSMH Palembang, Senin (16/3) setelah sebelumnya sempat dibawa ke RSUD Lahat.
Remaja berusia 13 tahun itu dilarikan ke rumah sakit karena mengalami demam lima hari sepulangnya dari Jakarta.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, Lesty Nurainy mengatakan pasien tersebut tengah ditangani pihak dokter.
"(Pasien) sudah tiba di RSMH dan saat ini sedang dalam penanganan," ujar Lesty.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumsel Lesty Nurainy mengatakan saat ini pasien tersebut tengah penanganan pihak dokter.
"Saya baru dapat info bahwa ada pasien yang baru saja dirujuk ke RSMH. Sudah tiba di RSMH dan saat ini sedang dalam penanganan," ujarnya
Saat ditemui disela mendampingi Gubernur Sumsel H Herman Deru memantau kondisi Bandara SMB II terkait antisipasi penyebaran virus Corona.
Namun Lesty belum bersedia mengungkap secara pasti bagaimana kondisi dari pasien tersebut.
"Sampai saat ini baru informasi itu yang saya dapatkan. Sebab pasien tersebut baru saja dirujuk dari Lubuklinggau. Jadi saya belum bisa banyak bicara," ujarnya.
Sejauh ini, Lesty menyebut sebanyak 76 masyarakat di Sumsel yang masuk dalam daftar Orang Dalam Pemantauan (ODP) terkait COVID-19. Dari jumlah tersebut, sudah sebanyak 66 orang yang telah selesai menjalani pemantauan selama 14 hari. Dan hasil pemeriksaan terhadap seluruhnya dinyatakan negatif.
"Tinggal 10 orang lagi yang akan menyelesaikan masa pemantauan selama 14 hari. Masa itu akan selesai dalam waktu dekat dan sejauh ini kondisi mereka terpantau baik-baik saja," tuturnya.
Sedangkan lanjut dia, sejauh ini di Sumsel sudah ada tiga orang yang masuk daftar pasien dalam pengawasan (PDP).
Ketiga pasien tersebut juga sudah dinyatakan negatif terjangkit virus Corona berdasarkan hasil uji laboratorium yang dilakukan sebanyak dua kali.
"Hasilnya kan kita juga sudah tahu bahwa yang masuk daftar PDP, ketiganya dinyatakan negatif (Corona)," ujarnya.
Hingga saat ini, di Sumsel sudah ada 5 rumah sakit yang menjadi rujukan terkait penanganan virus Corona. Yakni Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, RS Dr Rivai Abdullah Banyuasin, RSUD Lahat, RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumsel dan RSUD Kayuagung.
Dikatakan Lesty bahwa pihaknya saat ini sudah mengajukan usulan untuk menambah jumlah rumah sakit rujukan penanganan Corona.
"Sekarang sedang kita data rumah sakit mana yang bisa menjadi tempat rujukan. Harapannya supaya disetiap kabupaten kota di Sumsel ini ada semua rumah sakit rujukan penanganan Corona. Jadi bila ada yang terindikasi, bisa cepat mendapat penanganan," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau, Cikwi Faris mengatakan, pelajar itu dirujuk cepat untuk mendapatkan penanganan khusus.
"Pasien sedang dipantau terus, tapi perlu diketahui belum tentu dia positif corona," katanya.
Cikwi menjelaskan, pelajar itu sekolah di salah satu pesantren di Jakarta kemudian pulang ke Lubuklinggau.
Sampai di Lubuklinggau, yang bersangkutan mengalami demam tinggi selama lima hari.
"Karena demam itu sebagai antisipasi langsung kita kirim, karena mencegah itu lebih baik, namanya juga antisipasi," ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Marlinda Sari menyebutkan, pelajar yang diduga suspect corona dari Lubuklinggau itu dahulunya orang Muratara.
"Kami sudah menelusuri latar belakang pasien, ternyata pasien dulunya orang Muratara," kata Marlinda.
Dia mengatakan, beberapa keluarga dari pasien tersebut yang saat ini ada di Muratara tengah dilakukan pendataan dan pemantauan.
"Keluarga pasien yang di Muratara sudah kami data, kami pantau terus karena takutnya pernah kontak dengan pasien," kata Marlinda.
Pihaknya masih menunggu hasil dari pemeriksaan terhadap pasien, karena pasien belum ditetapkan positif corona.
"Apabila nanti pasien itu dinyatakan positif, maka kami Dinkes Muratara akan melakukan tindakan cepat terdapat keluarganya di sini yang pernah kontak dengan pasien," ungkapnya. (cr27/cr14)