Ini Misteri Kejahatan Besar di Indonesia yang Belum Terungkap, Ada yang Mayatnya Ditemukan di Hutan!

Ini Misteri Kejahatan Besar di Indonesia yang Belum Terungkap, Ada yang Mayatnya Ditemukan di Hutan!

Penulis: fadhila rahma | Editor: Welly Hadinata
Kolase/IST
Ini Misteri Kejahatan Besar di Indonesia yang Belum Terungkap, Ada yang Mayatnya Ditemukan di Hutan! 

4. 13 aktivis yang diculik pada 1998

Kompas.com ()

Kasus penculikan aktivis yang terjadi pada 1997-1998 tak pernah benar-benar selesai.

Satu orang terbunuh, 11 orang disiksa, 12 orang dianiaya, 23 orang dihilangkan secara paksa, 19 orang dirampas kemerdekaan fisiknya secara sewenang-wenang, dan dari 23 orang yang dihilangkan paksa, 13 orang belum diketahui nasibnya.

Jumlah korban yang masih dicari ada 13 orang. Mereka ialah Petrus Bima Anugrah, Herman Hendrawan, Suyat, Wiji Thukul, Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Noval Al Katiri, Ismail, Ucok Siahaan, Hendra Hambali, Yadin Muhidin, dan Abdun Nasser.

5. Penembak mahasiswa di Trisakti pada 12 Mei 1998

Seorang mahasiswa jatuh tergeletak terkena pukulan pasukan anti huru-hara yang berusaha membubarkan aksi unjuk rasa menuntut Presiden Soeharto mundur di depan Kampus Trisakti, Grogol, Jakarta, 12 Mei 1998. Pada aksi tersebut empat mahasiswa Trisakti tewas terkena tembakan. Namun hingga saat ini, kasus tertembaknya mahasiswa Trisakti itu masih belum terungkap meski Komisi Nasional HAM telah merekomendasikan untuk dilakukan pengusutan.
Seorang mahasiswa jatuh tergeletak terkena pukulan pasukan anti huru-hara yang berusaha membubarkan aksi unjuk rasa menuntut Presiden Soeharto mundur di depan Kampus Trisakti, Grogol, Jakarta, 12 Mei 1998. Pada aksi tersebut empat mahasiswa Trisakti tewas terkena tembakan. Namun hingga saat ini, kasus tertembaknya mahasiswa Trisakti itu masih belum terungkap meski Komisi Nasional HAM telah merekomendasikan untuk dilakukan pengusutan. ( KOMPAS/JULIAN SIHOMBING)

Keriuhan mahasiswa pada demo 12 Mei 1998 silam sempat berubah mencekam setelah dua belas mahasiswa ditembak oleh aparat bersenjata.

Kecurigaan sempat mengarah pada pihak kepolisian dan Brimob, yang kemudian dibantah oleh Kapolri Jenderal (Pol) Dibyo Widodo pada 28 Mei 1998.

Diduga kuat ada campur tangan militer di balik peristiwa tersebut menurut Sidang Mahkamah Militer, yang sayangnya tidak terungkap secara jelas. Pelaku penembakan pun hingga kini tak ditemukan.

Hingga Indonesia berganti kepemimpinan, kejahatan di atas seolah nihil menjadi kasus yang terlupakan.

Meski sempat masuk sebagai kasus yang diselidiki oleh pihak berwenang, hasilnya masih jauh seperti yang diharapkan.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved