Sosok Guru SD yang Bawa Dua Keponakan ke Jatim, Berubah Usai Ikut Pengajian di Palembang

Selama 10 tahun mengabdi di SD Negeri 2 Plakat Tinggi, Ghana membeberkan tidak ada perbedaan sama sekali terhadap buk Siti Masito

Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM/Fajeri Ramadhoni
Imam Ayatullah (jaket kuning) memegang Tri Yoga anaknya yang diduga jadi korban penculikan. Warga Sekayu ini berhasil menemukan anaknya di Magetan Jatim setelah 11 hari berjuang. 

SEKAYU, SRIPO -- Sosok Siti Masito yang merupakan guru di Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Kecamatan Plakat Tinggi, menurut rekan sejawat sesama-sama guru merupakan sosok yang baik. Bahkan Siti Masito tak sungkan mengisi kelas jika tidak guru pada kelas yang kosong. Namun perilaku Siti mulai berubah seusai mengikuti pengajian di Palembang.

Kepala SD Negeri 2 Plakat Tinggi, Ghana Fitri, menurutnya selama ini Siti Masito merupakan teman sekaligus rekan kerja yang sangat baik dan bisa diandalkan.

"Kalau kelas kosong bu Siti tak sungkan masuk kelas itu, kita juga sebetulnya kekurangan guru agama jadi basic buk Siti agamanya bagus sehingga ia sering mengisi pelajaran agama,"kata Ghana, Selasa (25/2/20).

Adik Pelaku Diduga Penculik 13 Anak di Muba Ungkap Sang Kakak Ikut Aliran Sesat di Palembang

Video: Berjuang 11 Hari, Warga Muba Ini Berhasil Mendapatkan Anaknya di Kabupaten Magetan Jatim

Disinggung adanya perubahan mengenai perilaku Siti Masito, Ghana menyebutkan bahwa biasa-biasa saja tidak ada perilaku menyimpang. Namun, suatu ketika ia bilang bahwa dunia ini mau kiamat.

"Ada sekali beliau ngomong sama guru-guru lain ketika lagi istirahat, dia bilang bahwa dunia ini mau kiamat jadi benar-benarlah kamu beribadah. Cuma sebatas itu saja selain itu biasa-biasa saja," ujarnya.

Selama 10 tahun mengabdi di SD Negeri 2 Plakat Tinggi, Ghana membeberkan tidak ada perbedaan sama sekali terhadap buk Siti Masito. Akan tetapi, ketika sang anak pulang Palembang ia sedikit aneh.

"Mulainya pas Zul baru balek dari Palembang, die ikut pengajian tidak tahu apa namanya. Menurut saya dari sana berubahnya, tapi dia kantor biasa saja. Melalui kejadian ini, saya berharap masalah cepat selesai, karena kami kehilangan rekan terbaik dalam mengajar," tutupnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Imam Ayatullah, orangtua Tri. Imam Ayatullah yang juga merupakan Kepala Desa SP 5 Kecamatan Plakat Tinggi Kabupten Muba, bahwa ia tidak menyangka dengan perbuatan yang dilakukan kakak kandungnya membawa anaknya secara diam-diam.

Disinggung mengenai motif yang dilakukan Siti Masito beserta Zulkifli, ia sama sekali tidak mengetahuinya menurutnya selama ini baik-baik saja dan tidak ada masalah. Namun, kejanggalan terjadi sebelum terjadinya Yoga dibawa kabur.

“Saya tidak tahu penyebabnya kenapa, tapi kakak saya mulai begitu sepertinya terpengaruh dengan Zulkifli. Pasalnya, seminggu sebelum kejadian ia seperti ikut ajaran sesat di Palembang tidak tau namanya apa,” ungkapnya.

Kapolres Muba AKBP Yudhi Markus Pinem SIK, melalui Kasat Reskrim AKP Deli Haris, mengatakan pelaku diduga yang terlibat kasus penculikan sudah ada di Polres Muba. Tapi saat ini masih dilakukan pemeriksaan lebih lanjut guna memenuhi berkas-berkas yang ada.

"Sudah ada di Polres, tapi masih mau diperiksa dahulu. Kalau tidak ada halangan Kapolres akan gelar press rilis langsung," ungkapnya. (dho)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved