Wawancara Eksklusif

8 Tahun Kolam Retensi Bandara Sebatas Rencana, Mentok Jika Terkait Pembebasan Lahan

Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII menyebutkan setidaknya untuk di Kota Palembang masih dibutuhkan banyak lagi kolam retensi.

Editor: Soegeng Haryadi
https://properti.kompas.com/
Kolam retensi dan pintu air otomatis di hilir Sungai Bendung untuk mengurangi risiko banjir di Kota Palembang, Sumatera Selatan. (Dokumentasi Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR) 

Pembangunan kolam-kolam retensi disebut sebagai salah satu solusi untuk penanganan permasalahan banjir perkotaan. Seperti di Kota Palembang misalnya, beberapa titik kerap menjadi langganan banjir setiap kali musim penghujan datang. Karenanya, selain perbaikan drainase serta pengaturan tata ruang yang baik, pembangunan kolam retensi sangat diharapkan untuk dapat memecahkan masalah banjir ini.

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII menyebutkan setidaknya untuk di Kota Palembang masih dibutuhkan banyak lagi kolam retensi. Misalnya, pada titik Simpang Bandara dan Punti Kayu. Bahkan, Pemerintah Kota Palembang dan Komisi V DPR RI sempat mengusulkan untuk dibangun kolam retensi di Tanjung Barangan seluas 100 hektar dan dekat Taman Purbakala Sriwijaya yakni di Rawa Lebak Keranji.

Hanya saja, wacana pembangunan kolam retensi sering kali terbentur persoalan pembebasan lahan, contohnya pada rencana pembangunan kolam retensi Simpang Bandara, yang delapan tahun belum kunjung terealisasi hingga kini. Berikut wawancara khusus dengan Sekertaris BBWS Sumatera VIII, Joni Rahalsyah Putra terkait rencana pembangunan kolam retensi Simpang Bandara Minggu (16/2/2020).

• Apa yang menjadi kendalanya?
Sebenarnya masalah klasik setiap kali ada pembangunan proyek yakni pembebasan lahannya. Sama seperti rencana pembangunan kolam retensi Simpang Bandara sudah muncul sejak 2012 silam. Desain dan juga pendanaan pembangunan senilai Rp 5 miliar saat itu sudah ada. Pemkot Palembang dalam hal ini berperan dalam proses pembebasan lahannya. Namun, saat pembangunan fisik mau dimulai ternyata lahannya bermasalah, dimana di satu lahan ada lima pemilik. Jadi tumpang tindih dan mereka masing-masing punya surat semua akhirnya di lihatlah dari kekuatan suratnya. Karena masih deadlock soal lahan akhirnya dana yang sudah ada dikembalikan lagi ke pusat.

• Seberapa penting pembangunan kolam retensi Simpang Bandara?
Penting sekali, pertama kawasan tersebut langganan banjir dan tidak ada tampungan air kalau banjir terjadi.Padahal, bisa dikatakan lokasi simpang Bandara itu gerbang masuk saat baru tiba di Palembang. Rasanya kurang sedap dipandang kalau pintu masuk Palembang banjir. Kemudian, adanya kolam retensi disana juga akan jadi solusi titik-titik banjir seperti di depan Damri serta terutama Bandara dan sekitarnya.

• Apakah disana tidak ada tempat mengalirnya genangan air?
Memang ada, aliran dataran rendahnya itu menuju ke sungai di Kenten. Nah, kalau Kolam Retensi Simpang Bandara itu dibangun maka akan menjadi Hulu penampungan. Saya lupa berapa panjang sungai di Kenten itu.

• Lalu, Jika memang rencana pembangunan ini bakal dilanjutkan Pemkot Palembang pasca pembebasan lahan rampung, apakah akan ada perubahan desain?
Desain kolam retensi tahun 2012 silam masih ada di kita, tapi karena sudah delapan tahun mungkin perlu direview kembali sebab jika sudah diatas lima tahun mungkin dikawasan itu ada perubahan. Selain itu, juga perlu dihitung ulang RAB. Kami berharap Pemkot bisa mengupayakan pembebasan lahannya. Rencananya 5 hektar akan digunakan pembangunan tampungan kolam retensinya. Tapi dalam desain tersebut juga akan dibuat landscaping pendukung kawasan retensi. Kita akan bangun ada jogging tracknya juga, taman-tamannya mungkin seluruhnya dibutuhkan 10-12 hektar. Kita bangun mirip Kambang Iwak.

• Apakah jika rencana ini dimunculkan kembali, masih bisakah menggunakan dana APBN sebelumnya?
Jika ada permintaan dari Kepala Daerahnya untuk pembangunan, maka bisa diusulkan lagi ke pusat agar dana pembangunan berasal dari APBN. Tapi kemungkinan taksiran dana pembangunan bisa lebih dari Rp 5 miliar karena tak relevan lagi dengan nilai tahun 2013, inflasi dan jelas bisa berubah dua atau tiga kali lipat.

• Akankah dilengkapi pula dengan rumah pompa?
Tidak, karena dari hasil desain lokasinya cocok sebagai kolam retensi, area rawa dan rendah. Lokasi persisnya dekat persimpangan lampu merah di Jalan Noerdin Pandji arah ke Kenten. (rahmaliyah)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved