Kawasan Langganan Banjir di Palembang
Banjir Juga Sebabkan Tanah Ambles di Jalan Tombak Kemuning, Kawasan "Langganan" Banjir di Palembang
Banjir Juga Sebabkan Tanah Ambles di Jalan Tombak Kemuning, Kawasan "Langganan" Banjir di Palembang
Penulis: maya citra rosa | Editor: Welly Hadinata
Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa
Banjir Juga Sebabkan Tanah Ambles di Jalan Tombak Kemuning, Kawasan "Langganan" Banjir di Palembang
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Tidak hanya menjadi permasalahan biasa, banjir yang terjadi di Kawasan Jalan Tombak RT 42 RW 02 Kelurahan 20 Ilir II, Kecamatan Kemuning Palembang juga dapat berujung memutus akses jalan warga sekitar.
Hal ini karena terdapat jalan yang ambles atau penurunan tekstur tanah di depan Kantor Lurah Pahlawan, tepatnya sekitar DAM atau bendungan di belakang rumah warga.
Yayang, Ketua RT setempat mengatakan jalan ambles tersebut semakin parah karena adanya banjir tersebut, tanah dibawahnya ikut mengalir karena banjir.
"Akses jalan tertutup, bahkan tanah ini sudah ambles," ujarnya.
Banjir seperti yang terjadi pada dini hari, Minggu (16/02/2020), membuat warga harus bangun tengah malam dan siaga untuk menyelamatkan barang-barang terhadap kemungkinan banjir masuk ke rumah.

• BREAKING NEWS : Palembang Banjir, Ini Kawasan-kawasan Pemukiman Warga yang Jadi Langganan Banjir
• CERITA Warga yang Tinggal di Daerah Langganan Banjir, Sebelum Ada Bendungan Banjir tidak Pernah
• KISAH Polwan Cantik yang Fotonya Jadi Modus Penipuan, Pemuda Asal Palembang Tertipu Selama 2 Tahun
"Bukan lagi langganan, tapi tiap hari kalo hujan pasti banjir, semalam itu mengguyur dari pukul 02.00 tidak deras tapi sampai subuh hujannya," ujarnya.
Menurut Hadi, warga RT 42 juga mengatakan sejauh ini jalan tersebut semakin menurun, dan ambles, diperkirakan dapat parah jika dibiarkan.
"Rumah warga tidak ada yang ambles, tapi jalan itu di dekat bendungan sudah ambles, habis itu lama-lama," ujarnya.
CERITA Warga yang Tinggal di Daerah Langganan Banjir, Sebelum Ada Bendungan Banjir tidak Pernah
Sudah 46 Tahun, Hadi tinggal di Jalan Tombak RT Kelurahan 20 Ilir II, Kecamatan Kemuning Palembang, melihat kondisi banjir yang semakin parah, dia merasa prihatin, karena kondisi yang sangat berbeda dari sejak kecil sampai saat ini, Minggu (16/02/2020).
Dia menjelaskan bahwa semasa kecil tidak pernah merasakan banjir, namun beberapa tahun terakhir banjir di kawasan ini semakin parah, bahkan pernah masuk setinggi pinggang orang dewasa.
Hadi mengatakan awalnya sebelum adanya bendungan atau DAM yang mengaliri air ke Sungai Musi langsung, terdapat beberapa anak sungai yang membelah bendungan, sehingga jika hujan turun, air tidak akan meluap ke rumah warga, melainkan ikut arus menuju sungai besar.
"Sejak adanya bendungan, kita tidak tahu air itu akhirnya dimana, walaupun katanya mengalir ke Sungai Musi," ujarnya lelaki kelahiran 25 Agustus 1974 tersebut.

• BREAKING NEWS : Palembang Banjir, Ini Kawasan-kawasan Pemukiman Warga yang Jadi Langganan Banjir
• KISAH Polwan Cantik yang Fotonya Jadi Modus Penipuan, Pemuda Asal Palembang Tertipu Selama 2 Tahun
• 7 Kasus Pendaki Gunung di Indonesia Hilang Misterius, Selama 30 Tahun Jejak & Jasad tak Ditemukan
Menurutnya DAM tersebut juga merupakan upaya pemerintah yang baik, namun dalam pelaksanaannya justru tidak ada keberlanjutan, seperti seringnya ada pengerukan di dasar DAM.
"Setau saya hanya dua kali setahun pengerukan itu, tentu kan dasar DAM keras, akhirnya dangkal, akibatnya seperti ini, banjir dimana-mana," ujarnya.
Banjir juga menghambat aktivitasnya untuk bekerja, jika terjadi banjir di hari kerja, aktivitas istrinya dan kedua anaknya untuk sekolah juga terhambat, sehingga terpaksa untuk tidak masuk karena banjir yang tidak dapat dilewati oleh kendaraan.
"Rumah saya yang tinggi ini saja sampai masuk ke dalam, itu tahun lalu paling parah, karena ada DAM ini yang jarang dikeruk, jadi air meluap ke rumah-rumah warga," ujarnya.