REALTIME - LIVE Pantauan Sebaran Virus Corona, WHO Umumkan Darurat Internasional, Cek Update di Sini

REALTIME - LIVE Pantauan Sebaran Virus Corona, WHO Umumkan Darurat Internasional, Cek Update di Sini

Editor: Fadhila Rahma
AFP/HECTOR RETAMAL)
Para staf di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China, Sabtu (25/1/2020), menggunakan pelindung khusus, untuk menghindari serangan virus corona yang mematikan.(AFP/HECTOR RETAMAL) 

Sistem informasi ini memungkinkan pemantauan sebaran virus corona, termasuk data jumlah dan lokasi pasien yang telah terkonfirmasi terinfeksi virus ini.

Anda dapat memakainya pula secara langsung dan interaktif di dalam artikel ini. Anda dapat melompat dengan mengklik ke sini, bila ingin langsung menggunakan sistem tersebut.

Tersedia pula pengetahuan dasar tentang virus corona, termasuk buat upaya pencegahan awal penyebaran lebih lanjut, berikut sejumput hal yang kita tahu sejauh ini terkait 2019-nCov alias varian baru virus corona yang penyebarannya bermula dari China ini.

--- Update Jumat (31/1/2020) pukul 11.00 WIB ---

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan wabah varian baru virus corona sebagai darurat internasional. Pernyataan WHO dapat ditelusuri di sini.

"Perhatian terbesar kami adalah potensi virus ini menyebar ke negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah," kata Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhahom Ghebreyesus, sebagaimana dikutip AFP, Kamis (30/1/2020) petang waktu Geneva.

WHO mengumumkan wabah varian baru virus corona sebagai darurat internasional. 

Dia pun menyebut kekhawatiran tentang penyebaran yang sekarang sudah sampai ke 20 negara.

Korban meninggal pun terus bertambah, sekalipun hampir seluruhnya berada di China dan rata-rata berusia lanjut.

"Kita harus beraksi bersama sekarang untuk membatasi penyebaran lebih lanjut... Kita hanya dapat menghentikannya (bila) bersama-sama," tegas Ghebreyesus. 

Anda dapat langsung melompat ke dashboard online pemantauan sebaran virus corona di artikel ini, termasuk data korban tewas atau pasien yang kondisinya membaik, dengan klik ke sini.

Paranoia yang merebak terkait wabah ini telah menyebabkan beragam insiden. Tindakannya pun dapat dibilang ekstrem.

Terbaru, sekitar 6.000 turis dikarantina di dalam bandara di Italia. Gara-garanya ada dua calon penumpang China merasa kurang enak badan. Belakangan dua orang itu dinyatakan negatif virus corona.

Pada Jumat (31/1/2020), Pemerintah China mengumumkan pula korban meninggal terus bertambah, demikian pula pasien yang dipastikan terinfeksi varian baru virus corona (2019-nCoV).

Ikuti pula peliputan dari waktu ke waktu terkait wabah virus ini dalam Liputan Khusus Wabah Virus Corona di Kompas.com.

 

China telah pula melakukan langkah ekstrem dengan memberlakukan isolasi dan karantina total terhadap lebih dari 50 juta orang di Wuhan dan Provinsi Hubei. Wuhan yang menjadi awal wabah ini merupakan Ibu Kota Provinsi Hubei.

Dalam pengumuman terbarunya, Jumat, China mengumumkan bahwa 43 kematian baru telah terjadi dalam 24 terjadi. Angka kematian ini disebut terus meningkat dalam 10 hari terakhir. 

Komisi Kesehatan Nasional China, Jumat, menyebutkan pula ada 1.982 kasus baru virus corona yang telah terkonfirmasi. Dengan data ini, jumlah kasus terkonfirmasi sudah tipis mendekati angka 10.000.

Di luar kasus yang telah terkonfirmasi, ada 102.000 orang di China yang telah berada dalam observasi medis (berstasus suspect). 

Karena wabah ini, China telah menutup sekolah di seluruh wilayah negara untuk sementara waktu, juga sudah memperpanjang libur tahun baru China.

Wabah ini juga mengakibatkan ribuan orang asing terjebak di Wuhan. Sejumlah negara telah berupaya memulangkan warga negaranya.

Perancis, misalnya, pada Jumat pagi menerbangkan pulang 200 warga negaranya dari Wuhan. Di Perancis, mereka akan ditempatkan di fasilitas karantina selama dua pekan.

Inggris dalam beberapa jam ke depan juga akan memulangkan 110 warga negaranya beserta sejumlah warga negara asing lain. 

Terhitung sejak 2007 hingga sebelum status darurat virus corona ini, WHO telah lima kali mendeklarasikan darurat kesehatan.

"Ini menyedihkan harus meninggalkan negara yang sudah lekat dengan kita.. (Meski) kami juga lega karena kami tidak tahu akan jadi seperti apa di China nanti," kata Adrien (26), warga Perancis yang bekerja di China, sebelum memasuki pesawat, seperti dikutip AFP, Jumat.

Dari Tokyo, Kamis, tiga warga Jepang yang sudah dipulangkan dari China pada upaya evakuasi pertama negara itu, dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Jepang menuai kritik dengan membiarkan mereka melakukan karantina mandiri (self-quarantine).

Sejumlah maskapai utama internasional menghentikan sementara atau mengurangi jadwal penerbangan ke China. Ini termasuk British Airways, Lufthansa, American Airlines, KLM, dan United. 

Terhitung sejak 2007 hingga sebelum status darurat virus corona ini, WHO telah lima kali mendeklarasikan darurat kesehatan, yaitu masing-masing satu kali untuk kasus flu burung, polio, dan zika, serta dua kali karena ebola. 

Ikuti pula peliputan dari waktu ke waktu terkait wabah virus ini dalam Liputan Khusus Wabah Virus Corona di Kompas.com.  ℘

TEROR virus corona masih berlanjut sejak pertama kali mencuat pada pengujung 2019. Temuan baru ini pun lantas dikenal dengan kode sebutan novel (new) coronavirus 2019 alias 2019-nCoV.

Jangankan vaksin atau pengobatan, soal vektor pembawa virus yang kali ini ditengarai menyebar pula dari manusia ke manusia ini masih jadi perdebatan di kalangan para ahli virologi. Yaitu, antara kelelawar—yang sudah jamak dituding—dan ular.

Masing-masing "kubu" punya argumentasi berlandaskan data dan riset, tentu saja. Riset yang berkeyakinan bahwa pembawa virus 2019-nCoV ini ke manusia adalah ular dapat dibaca di sini.

Anda dapat langsung melompat ke dashboard online pemantauan sebaran virus corona di artikel ini, termasuk data korban tewas atau pasien yang kondisinya membaik, dengan klik ke sini.

Virus corona yang diduga kuat penyebarannya bermula dari Wuhan, China, dipastikan bukan varian yang dulu memunculkan wabah Middle East respiratory syndrome (MERS) dan severe acute respiratory syndrome (SARS) beberapa tahun silam.

Sebuah mobil melintas di jalanan kota Wuhan, China, yang sepi karena wabah virus corona yang mematikan di hari pertama tahun baru Imlek, Sabtu (25/1/2020).
AFP/HECTOR RETAMAL
Sebuah mobil melintas di jalanan kota Wuhan, China, yang sepi karena wabah virus corona yang mematikan di hari pertama tahun baru Imlek, Sabtu (25/1/2020).

Belum sebulan sejak pernyataan resmi—karena ada sumber lain yang mengklaim telah lebih dulu mendeteksi varian baru virus corona ini—yang dilansir Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 31 Desember 2019, pasien terkonfirmasi terinfeksi virus ini sudah lebih dari 4.000 orang di 19 negara. 

Korban meninggal hingga Selasa (28/1/2020) siang WIB, tercatat sudah 107 orang. Kabar baiknya, 63 orang dikabarkan pulih dari infeksi virus ini.

Update sewaktu-waktu dapat Anda cek langsung melalui dashboard online pemantauan sebaran virus corona, termasuk korban tewas atau pasien yang kondisinya membaik, dengan klik ke sini.


Sebagian besar pasien yang terinfeksi berasal dan berada di China, terutama di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei.

Di luar itu, mereka yang terkonfirmasi telah terinfeksi virus ini diketahui belum berselang lama ada di Wuhan atau berinteraksi dengan mereka yang baru tiba dari Wuhan.

Khusus Indonesia, sejauh ini belum ada pasien yang terkonfirmasi terinfeksi varian baru virus corona atau 2019-nCoV. Meski demikian, sejumlah pasien masih dalam observasi di beragam rumah sakit di Indonesia terkait kemungkinan infeksi virus tersebut.

Artikel Telah tayang di Kompas.com dengan Judul [REAL TIME - LIVE] Pantauan Sebaran Virus Corona

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved