Berita Musirawas
15 Menit Ikan Jadi Salai dan Langsung Dihidangkan, Inovasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Musirawas
Berbagai inovasi terus dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Musirawas. Salah satunya inovasi teknologi tepat guna oven ikan salai.
Penulis: Ahmad Farozi | Editor: Welly Hadinata
Laporan wartawan Sripoku.com, Ahmad Farozi
15 Menit Ikan Jadi Salai dan Langsung Dihidangkan, Inovasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Musirawas
SRIPOKU.COM, MUSIRAWAS - Berbagai inovasi terus dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Musirawas. Salah satunya inovasi teknologi tepat guna oven ikan salai.
Dengan alat ini, pembuatan ikan salai menjadi lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan metode pembuatan ikan salai secara tradisional.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Musirawas Teddy Laszuardi melalui Kabid Tata Lingkungan Jalin Elsaprike menjelaskan, teknologi oven ikan salai merupakan kelanjutan turunan dari produk tungku Pirolis Double Burner.
Produk utama dari inovasi tersebut adalah carbon aktif dan asap cair. Dimana asap cairnya dapat diaplikasikan untuk pembuatan ikan asap atau ikan salai.
"Untuk aplikasi bisa ikan air tawar jenis apa saja. Kemudian ikan direndam dalam asap cair selama dua jam. Setelah proses perendaman, ikan siap di keringkan dengan oven yang merupakan inovasi ke 8 DLH Kabupaten Mursirawas ini," ujar Jalin Elsaprike yang juga merupakan Ketua Inovasi DLH Musirawas, kepada Sripoku.com, Selasa (28/1/2020).
• Bupati Musirawas Hendra Gunawan Kagum, Anak-anak Pelajar di Musirawas Ini Sudah Hafidz Alquran
• BPJS Kesehatan Naik, Pemkab Musirawas Risau, Bupati Hendra Gunawan Cemaskan Dampak Turun Kelas
• Jalan Penghubung Desa di Musirawas Terendam, Sungai Musi Meluap, Dampak Banjir Kiriman dari Lahat
• Bupati Musirawas H Hendra Gunawan Ubah Mindset Masyarakat, Jangan Hanya Mengandalkan Getah Karet
Dijelaskan, ikan asap atau ikan salai ini dibuat dengan menggunakan asap cair dari pembakaran suhu 400°c s/d 800°c melalui metode pembakaran tungku Pirolis Double Burner yang merupakan inovasi ke 2 dari DLH Kabupaten Musirawas.
Terkait rasa kata Jalin Elsaprike, ikan salai hasil produksi dari oven yang dibuatnya ini sama dengan rasa ikan salai yang dibuat dengan metode pengasapan tradisional. Dan kelebihan menggunakan hasil inovasi oven ikan salai ini, dari sisi waktu pembuatannya lebih singkat.
"Waktu pengeringan relatif lebih cepat hanya 10 sampai dengan 15 menit saja, ikan salai sudah dapat di hidangkan," ujarnya.
Inovasi oven pembuatan ikan salai ini menarik perhatian Ketua TPPKK Kabupaten Musirawas, Hj Noviar Marlina Gunawan. Inovasi-inovasi seperti ini menurutnya sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Mengingat, wilayah Kabupaten Musirawas yang sebahian dialiri saluran irigasi, banyaknyang bermata pencarian sebagai peternak ikan air deras. Sehingga, inovasi oven ikan salai ini sangat cocok diterapkan di masyarakat.
Dari sisi ekonomis, nilai jual ikan salai jauh lebih tinggi dibandingkan nilai jual ikan segar yang dijual dipasaran.
Dimana, per satu kilogram ikan salai bisa dihargai Rp180 ribu, atau naik berkali lipat dibandingkan dengan jilai jual ikan segar yang berada dikisaran harga Rp28 ribu per kilogram.
Keuntungan lainnya, ikan yang mati dan tidak layak jual saat dipanen dan dibuang tanpa diolah, dapat dimanfaatkan untuk dijadikan ikan salai. Sehingga, kerugian yang dialami peternak ikan dapat dihindari dengan mengolah ikan yang mati tersebut menjadi ikan salai.