Human Interest Story
Warga Tionghoa di Palembang Rayakan Imlek 2020, Kumpul Keluarga Hingga ke Panti Jompo
Suryani Rimba, seorang pengusaha muda mengatakan, setiap perayaan imlek tak lupa acara makan bersama keluarga.
PERAYAAN Imlek tahun 2020 di Palembang tetap dirayakan dengan suka cita meski di negara asalnya, China, tengah dilanda wabah virus corona yang memakan korban jiwa. Beberapa kebiasaan pun tetap dilakukan warga Tionghoa saat Imlek tiba.
Suryani Rimba, seorang pengusaha muda mengatakan, setiap perayaan imlek tak lupa acara makan bersama keluarga. "Makan bersama keluarga biasanya dilakukan h-1 sebelum Imlek yang biasanya kita sebut sebagai perayaan Sa Cap Meh," ujar cewek yang jago Aikido ini.
Biasanya saat makan bersama ini semua anggota baik yang di luar kota atau luar negeri juga kembali untuk makan bersama papa dan mama, kakek serta nenek (jika masih ada).
"Makanan paling populer di malam ini adalah Yu Sheng/Yee Sang yang biasanya cara makannya itu diangkat tinggi-tinggi pakai sumpit oleh seluruh keluarga sambil berseru “Huat Ah!” yang artinya rezeki datang," jelasnya.
Sedangkan untuk angpau biasanya diberikan dari mereka yang sudah menikah kepada yang belum menikah supaya enteng jodoh.
"Kalau anak-anak yang sudah menikah biasanya wajib memberikan angpau kepada ayah ibunya sebagai lambang doa supaya panjang umur," kata pengusaha muda ini.
Sementara untuk petasan sering dimainkan saat Imlek yang konon katanya suara berisiknya itu bisa mengusir malapetaka yang hendak masuk ke rumah. "Kalau Barongsai kadang dipanggil juga saat mau peresmian toko, hari pernikahan, hari-hari besar lain dan kadang untuk menyambut tamu-tamu penting selain di hari imlek," katanya.
Nah, barongsai ini biasanya disimbolkan sebagai pembawa keberuntungan dan rezeki. Biasanya orang yang manggil barongsai untuk datang perform akan “membayar” barongsainya memakai daun selada atau jeruk.
"Karena daun selada itu lambang kekayaan, keberuntungan dan jeruk melambangkan umur panjang kalau di tradisi Cina," ujar Suryani.
Menurutnya tahun ini termasuk kurang meriah karena terlalu dekat jarak Imleknya dengan Natal. Terlebih lagi tengah mewabah virus corona di Cina, jadi menurutnya orang-orang pada takut keluar ke tempat ramai.
"Semoga di tahun 2020 ini kita semua bisa menjadi individu yang lebih baik, menjunjung nilai toleransi yang lebih tinggi dan pertumbuhan ekonomi bisa lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya," katanya.
Tak hanya Suryani, Cindy juga merayakan Imlek dan merasakan kalau Imlek tahun ini agak sepi. "Kayaknya tahun ini agak sepi ya rasanya mungkin karena banyak yang pergi juga ya tahun ini," katanya anak pertama dari 3 bersaudara ini.
"Selama Imlek biasanya di rumah itu kami menyiapkan makanan khas Palembang seperti pempek, tekwan dan celimpungan, kue-kue, dan minuman untuk tamu," katanya.
Sedangkan saat Imlek yang dia kerjakan adalah berkunjung ke rumah saudara dan teman-teman. "Dan bantu-bantu di rumah untuk menyambut tamu," katanya.
"Dan saat Imlek ini biasanya kami berbagi ke anak-anak panti asuhan dan ke oma opa yang ada di panti jompo. Kami juga bawa makanan seperti biskuit, susu, sabun, dan handuk," ujarnya.
Cindy yang bekerja sebagai karyawan swasta ini berharap tahun baru Imlek ini disambut dengan jiwa dan semangat yang baru. Mari kita sambut tahun baru Imlek ini dengan jiwa dan semangat yang baru, semoga tahun ini kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi," tutupnya. (elm/TS)